Pernah Jatuh Cinta?
“Sekali dalam seumur hidup dan kalau pun ada yang kedua kalinya itu pun bonus” ucap seorang dosen.
Setiap pertemuan selalu ada perpisahan, begitu pula hidup yang dijalani semua selalu ada lawannya baik-buruk, susah-senang, sedih-gembira dan lain sebagainya.
Dalam keramaianpun selalu ada sosok yang pasti menjadi pusat perhatian, baik sosok yang mengagumkan ataupun sosok yang kita sama sekali tak mau melihatnya.
Sosok itu kadang menarik perhatian kita atau sebaliknya kita yang menjadi perhatiannya. Pertama kali bertemu kok ada ya orang bisa jatuh cinta?
Setiap orang saat pemikirannya berbeda selalu berbeda juga dengan cara pandang apa yang akan diutarakannya nanti.
Diam dan dengan seksama mengikuti ritme yang ada, gak ada sangkalan atau penolakan hanya sampai mana yang akan disampaikannya sampai akhirnya semua terungkap.
Garis wajah yang tegas bahkan nyaris sempurna bila dipandang secara fisik, perlahan-lahan dengan bibir sedikit terbuka kata demi kata mengalir begitu saja bahkan kisah hidupnya seperti tak ada yang disembunyikan satu pun.
Ada kemenangan, ada kebanggaan, ada keegoan yang keluar dari kelakiannya, ada juga sisi dimana seolah apa yang dibicarakannya dapat dipertangungjawabkan hari ini, besok, lusa dan masa yang akan datang.
Melihatnya bosan, tentu saja tidak karena saat semua terkumpul menjadi satu ruangan dan mau tidak mau kita selalu saling berhadapan. Hanya sekali ya…hanya sekali!!
Deg-degan, tak ada sedikit pun rasa itu, semua berlalu seperti biasanya. Sama saja seperti bertemu dengan banyak orang.
Rasa ini tetap milik Boemi ya hanya dirimulah satu-satunya saat ini.
Iya…Tuhan selalu menurunkan orang baik disaat apa yang kita butuhkan…selalu dan selalu :)
Percakapan panjang lebar tidak berhenti sampai di situ, saat perjalanan pulangpun penggalan-penggalan hidup yang dibicarakan masih teringat ditelinga dan akan dijadikan sebuah cermin, banyakan tentu saja dan semua masih diam.
Sesekali terlihat, sosok itu masih menatapku ada kata yang ingin diucapkan dan isyarat-isyarat dalam kalimat panjang yang tersampaikan.
Sampai akhirnya dunia tak selebar daun kelor, aku dan sosok itu, kita berteman dengan seorang sahabat yang sama.
Dunia seolah terbahak melihat semua ini, kita akhirnya tertawa bersama sepanjang jalan menuju pulang dan disambut sepinya malam seketika obrolan yang panjang lebar penuh isyarat pun terhenti. Bagiku ini hanya sebuah iklan.[]FR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar