Sabtu, 21 Desember 2024

Manfaat Hebat Rumah Zakat Untuk Umat

 

Manfaat hebat rumah zakat untuk umat.- Mendengar nama Rumah Zakat sekarang jadi teringat seperti kilas balik 20 tahun ke  belakang dimana saya masih aktif di Mesjid Istiqomah Bandung. Bersama dengan teman-teman yang aktif ikut kajian di sana. Awal 2000 an, saya mengenal DSUQ (Dompet Sosial Ummul Quro). Di mana kala itu saat akan berqurban, bisa langsung ke DSUQ yang dipimpin oleh Abu Sauqi. Berkurban di sana sangat praktis, daging qurban bisa di sana yang  menyalurkan atau kita minta sebagian untuk dibagikan bagi masyarakat. Info terakhir yang didapat  hewan Qurban tidak hanya dibagikan berupa daging tapi menjadi lebih praktis dengan mengolahnya menjadi daging kalenganan atau kornet, agar bisa mencapai ke titik - titik pelosok yang cukup makan waktu dalam perjalanannya. 

DSUQ yang terbentuk pada tanggal 2 Juli 1998 ini, Alhamdulillah  pada tanggal 2 Juli 1998 Rumah Zakat  mendapat legalitas menjadi LAZNAZ yang paling dipercaya oleh masyarakat. Tumbuhnya rumah zakat sebagai Laznas terpercaya tidak terlepas dari sejarah panjangnya yang berasal dari niat yang baik, menjadi bagian dari solusi bangsa saat terjadi krisis moneter. Rumah Zakat bertujuan memberdayakan masyarakat melalui pemanfaatan zakat, shodaqoh, infak dan wakaf (Ziswaf).

Bicara tentang Zakat, tidak hanya zakat Fitrah yang wajib ditunaikan ternyata masih ada zakat yang lainnya  diantaranya ; zakat penghasilan, zakat maal, zakat perdagangan, zakat emas, zakat tabungan/deposito, zakat perusahaan, zakat saham, zakat untuk Gharimin, zakat untuk kemanusiaan Palestina, zakat untuk mualaf dan zakat untuk beras lansia Dhuafa. Semua zakat tersebut bisa kita tunaikan melalui Rumah Zakat dengan langsung masuk melalui websitenya. 

Penutupan akhir tahun tinggal menghitung hari, bagi para muzaki mereka akan siap-siap untuk menyisihkan sebagian hartanya.  Rumah zakat bisa berjalan sampai saat ini dan terus menebar manfaat berkelanjutan tidak lepas dari kontribusi para muzaki, mitra dan juga kolaborasi dari masyarakat. Hingga November 2024, Rumah zakat sudah berkontribusi memberikan manfaat kepada 2.065.621 orang melalui berbagai program pemberdayaan.

Rumah Zakat yang merupakan organisasi nirlaba yang bergerak dalam bidang kemanusiaan, pendidikan, dan pemberdayaan masyarakat. Yang mempunyai misi meningkatkan kulitas hidup masyarakat melalui pemberdayaan ekonomi, pendidikan dan kesehatan.



Filantropi Rumah Zakat merupakan bagian dari program Rumah Zakat yang fokus pada pemberdayaan dan bantuan kepada masyarakat kurang mampu, dengan tujuan meningkatkan kualitas hidup mereka.

Program Filantropi Rumah Zakat 

-  Pemberdayaan Ekonomi : Membantu masyarakat kurang mampu dengan pelatihan dan bantuan modal usaha.

-  Pendidikan : Memberikan beasiswa dan bantuan pendidikan kepada anak-anak kurang mampu.

-  Kesehatan : Menyediakan pelayanan kesehatan dan bantuan kesehatan  bagi masyarakat kurang mampu.

- . Bantuan kemanusiaan : Memberikan bantuan kepada korban bencana alam dan konflik.

-  Dakwah dan Pendidikan Agama : Meningkatkan kesadaran Spiritual dan kemampuan masyarakat.

Prinsip Filantropi Rumah Zakat 

- Kemanusiaan : Mengutamakan kepentingan masyarakat kurang mampu.

- Keadilan : Menyediakan bantuan secara adil dan merata

-  Transparansi : Mengelola dana dengan transparan dan akuntabel.

- kemandirian : Mendorong masyarakat untuk mandiri dan berdikari

Manfaat Filantropi Rumah Zakat 

- Meningkatkan kesejahteraan masyarakat

- Mengurangi kemiskinan dan kesenjangan sosial.

-  Membangun keharmonisan dan kesatuan masyarakat.

- Meningkatkan kesadaran spiritual dan kemampuan masyarakat.

Prinsip dasar dalam pendayagunaan dana zakat, infak, sedekah dan dana sosial lainnya Rumah Zakat yakni dari masyarakat untuk kemaslahatan masyarakat. Rumah zakat menyalurkan dana-dana yang terkumpul melalui charity, pemberdayaan dan unit layanan.

Seperti yang pernah kita lihat saat ini, Rumah zakat memberikan layanan pengantaran jenazah gratis, bantuan santunan pendidikan, bakti sosial, layanan kesehatan gratis, khitaman masal dan lain sebagainya.

#manfaat hebat rumah Zakat untuk umat tidak hanya yang ada didalam negeri saja, tetapi memberikan bantuan sampai ke Palestina. 

Rumah zakat sebagai lembaga Filantropi telah memberdayakan 1.742 Desa Berdaya yang merupakan wilayah yang memperoleh binaan dan intervensi program dari Rumah Zakat melalui relawan desa yang biasa disebut sebagai relawan inspirasi. Itu merupakan psalah satu programnya dan masih banyak program-program lainnya yang masih berjalan sampai saat ini.

Rumah Zakat sebagai lembaga Filantropi yang menjadi kepercayaan masyarakat luas tidak bisa dipungkir lagi, ini terlihat dar berbagai penghargaan yang didapatnya. Beberapa penghargaan tersebut adalah penghargaan Indonesia Halal Industri Award, Indonesia Original Brand Chamions, Bebas Award 2024,Indonesia Sustainable Development Goals Award dan Winner Of Indonesia Custumer Experience Award 2024.

#Manfaathebat Rumah Zakat dari tahun ke tahun semoga terus berkelanjutan buat umat dimanapun berada.  Salam Sukses buat Rumah Zakat .[] FR


Rumah Zakat :

Jalan Turangga No.33, Lingkar Selatan

Kec. Lengkong Kota Bandung 40275

========

Kredit Foto ; Instagram Rumah Zakat 



Senin, 04 November 2024

Anjani Sekar Arum , Upaya Lestarikan Batik Bantengan

                       Anjani Sekar Arum
           Sumber ; SATU Indonesia Awards

Anjani Sekar Arum, upaya lestarikan batik Bantengan.-  Setiap orang pasti tahu dengan yang namanya kain batik. Kain batik biasanya digunakan untuk pakaian formal ataupun non formal. Di Indonesia setiap tanggal 2 Oktober diperingati sebagai hari Batik Nasional, dimana pada tanggal tersebut setiap pegawai diwajibkan menggunakan batik tak terkecuali anak sekolahan. Masyarakat sangat antusias dalam memperingati hari batik sebagai salah satu bentuk apresiasi terhadap kakayaan budaya dari leluhur. Ada berbagai jenis batik di Indonesia yang  bisa dlihat berdasarkan motif, daerah asal dan tekhnik pembuatannya. Biasanya batik ada yang dikerjakan secara manual sampai scala pabrikan, dari yang ditulis tangan hingga dibuat printingan. Kwalitas harga biasanya tergantung dalam lama atau sebentar pengerjaannya. Tekhnik pengerjaan yang dilakukan secara manual akan lebih tinggi harganya daripada yang diproduksi secara pabrikan. 

Anjani Sekar Arum, upaya lestarikan batik Bantengan. Tahukah Anda asal usul nama batik? Ternyata batik berasal dari dua kata dalam bahasa Jawa, yakni Amba yang berarti menulis dan titik yang bermakna sama yakni titik.  Dalam pembuatan batik, pola - pola pada kain dibuat dengan cara menuliskan titik - titik atau corak tertentu menggunakan canting dan malam ( lilin) sebagai alat utamanya. 

Gabungan kedua kata ini mencerminkan cara traditional pembuatan batik secara manual yang membutuhkan ketelitian tinggi, kesabaran dan keahlian secara turun - temurun. Batik bukan hanya dikenal secara nasional saja,  sekarang sudah merambah mancanegara lho! Bangga dengan batik sebagai produk dalam negeri.  Btw tentang batik ada salah satu anak bangsa bernama Anjani Sekar Arum berhasil sebagai pahlawan budaya yang melestarikan batik Bantengan d daerah asalnya. Siapakah sosok Anjani Sekar Arum? 

Mengenal sosok Anjani Sekar Arum

       Sumber ; SATU Indonesia Awards

Anjani Sekar Arum, upaya lestarikan Batik Bantengan. Anjani Sekar Arum lahir di kota Batu, Malang Jawa Timur pada tanggal 12 April 1991. Anjani Sekar Arum yang lahir dari keluarga seniman, sehingga darah seni mengalir di tubuhnya. Berasal dari Batu Malang beliau yang menciptakan motif batik Bantengan bukan hanya dikenal oleh masyrakat lokal tapi kini batiknya sudah terkenal sampai mancanegara. Ayah Anjani Sekar Arum yang dikenal sebagai seorang seniman Pelestari Bantengan di desa Bumiaji kota Batu, neneknya seorang penari sedangkan leluhurnya seorang pembatik.

Masyarakat di daerah lereng pegunungan Jawa Timur ( Bromo - Tengger - Semeru, Arjuno - Welirang, Anjasmoro, Kawi dan Raung - Argopuro) dari Zaman kerajaan Singasari mempunyai seni budaya yang berkaitan dengan pencak silat, yang bernama Bantengan. Di Batu, Bantengan berkembang di daerah yang kini menjadi Desa Bumiaji. 

Batik Bantengan tercipta dengan adanya bakat, keahlian, ketekunan, dan cinta. Batik Bantengan yang ada kini,  merupakan hasil karya Anjani Sekar Arum, beliau memulainya dengan cara mendesain sendiri dengan mendirikan sanggar dan geleri batik di Kota Batu Malang pada bulan Agustus tahun 2014.

       Sumber ; Instagram satu_Indonesia

Setiap karya yang tercipta pasti mempunyai sejarahnya, termasuk batik Bantengan ini. Bantengan yang merupakan warisan dari leluhur  yang harus dilestarikan. Seni budaya yang berasal kerajaan Singasari ini sangat menarik hati Anjani Sekar Arum untuk dikembangkan menjadi identitas budaya di tempat asalnya yakni Bumiaji kota Batu Malang, Jawa Timur.

Desain Bantengan mempunyai filosofi tersendiri. Dalam hal norma kultur, banteng mempunyai kekokohan layaknya gunung, seperti halnya kota Batu yang dikelilingi oleh empat gunung besar antara lain gunung  Kawi , gunung Arjuno, gunung Van Der Man dan gunung Semeru. Keberadaan norma kultur Ini menjadi simbol kekokohan solidaritas dari masyarakat kota Batu, Malang. Sama- sama pelestari budaya, Anjani dan ayahnya. Ayahnya bernama Agus Tubrun adalah seorang pendiri kelompok budaya Bantengan Nusantara, yakni dengan membuat motif batik khas Batu yaitu Batik Bantengan. 

Anjani Sekar Arum ternyata sudah menggeluti dunia seni batik saat dirinya masih kuliah di jurusan seni dan desain di Universitas Negeri Malang. Sejak kuliah Anjani Sekar Arum selalu memasukan unsur budaya Bantengan dalam tugasnya sehingga ia mendapatkan julukan Anjani Bantengan. Sayangnya di tempat kuliah Anjani tidak ada seni batik, sampai akhirnya Anjani pergi ke Solo dan Yogyakarta untuk mempelajari tekhnik pewarnaan batik. Selama satu bulan lamanya, Anjani dan teman-teman kuliahnya tinggal berpindah-pindah di dua kota itu sambil pulang pergi dari Batu - Yogyakarta dan Batu - Solo.

Kerja kerasnya dalam membatik berbuah manis, Skripsi dan karya batiknya mendapatkan nilai yang tinggi. Pada tahun 2014 Anjani Sekar Arum berhasil mengadakan pameran tunggal di sebuah galeri yang bernama Galeri Raos Baru. Anjani memamerkan 54 lembar batik yang dibuatnya sejak menjadi mahasiswa di tahun 2008.

Semua terjadi bukan hanya tanpa proses, dengan kegigihan dan ketekunannya hasil karya pameran Anjani dihargai tinggi dan terjual habis, bahkan sosok Dewanti Rumpoko (istri walikota Batu periode 2007-2017, Eddy Rumpoko) mengangkat Batik Bantengan menjadi batik khas Batu. Anjani pun tertantang untuk membuat Batik Bantengan menjadi lebih berkembang.

Upaya Pelestarian Batik Bantengan 

            Sumber ; Ig satu _Indonesia

Ternyata dalam prosesnya batik Bantengan tdak selalu berjalan mulus. Awalnya, Batik Bantengan asal kota Batu, Jawa Timur  sempat meredup dikarenakan kalah dengan corak motif batik lainnya. Tidak sampai menyerah begitu saja, Anjani terus menerus membangkitkan usahanya dalam menciptakan batik Bantengan. Walaupun tidak semuanya berjalan lancar sesuai keinginan, karena para pembatik yang dulunya bersedia membantu kini pergi karena upah penghasilan tak menentu. Namun, keadaan tidak menjadi masalah besar bagi Anjani, karena keutungan bukan merupakan target utamanya, tapi bagaimana melestarikan kembali Batik Bantengan adalah tujuan utama dibukanya usaha ini.

" Besar atau kecilnya batik yang laku terjual bukan tujuan utama, sebab yang penting mereka terus berkarya agar budaya membatik tetap lestari."

Upaya untuk melestarikan batik Bantengan diantaranya ; 

- Mendirikan sanggar seni

Anjani Sekar Arum mendirikan sanggar seni batik di Alun - Alun kota Batu setelah lulus kuliah di Universitas Negeri Malang pada tahun 2014. Anjani Sekar Arum juga melatih anak - anak untuk membatik secara gratis di sanggarnya.

- Membina Pembatik muda

Sejak tahun 2015 Anjani berhasil membangun komunitas  pembatik cilik dengan tujuan memunculkan bibit - bibit pembatik Indonesia sehingga batik bisa dikenal secara luas. Dengan membina pembatik muda Anjani berharap selain bisa melestarikan batik, para pemuda tersebut bisa menghasilkan karya batik  dan memasarkannya.

- Membangun Kampung Wisata Edukasi pembatik cilik

Anjani dipercaya Yayasan Pendidikan Astra untuk membangun kampung Wisata edukasi Pembatik Cilik di Yogyakarta.

- Memindahkan sanggar dan galeri batik

Anjani Sekar Arum memindahkan sanggar dan geleri batik ke Desa Bumiaji  yang merupakan tempat kelahirannya dan juga asal seni budaya Bantengan.

Anjani Sekar Arum selain mengadakan pameran di dalam negeri, Batik Bantengan berhasil juga dipamerkan di berbagai negara seperti Ceko, Taiwan, Malaysia , Singapur dan Australia. Anjani berhasil menyamai kesamaan ayahnya, Agus Tubrun yang juga mampu membawa seni budaya sampai ke mancanegara. 

Anjani Sekar Arum, upaya lestarikan Batik Bantengan. Ia tak hanya menjual kain batik motif Bantengan tapi juga  memberikan palatihan batik cap dan tulis untuk pelajar atau yang berminat membuka usaha batik. Saat palatihan membatik tidak hanya edukasi membatik  yang diberikan olehnya tapi juga memberikan edukasi mengenai sejarah,  norma kultural,  dan nilai estetika pada setiap guratan warnanya.

Dalam hal bisnis beda lagi,  harus ada proses negoisasi terlebih dahulu, semua tergantung kebutuhan dalam memproduksinya. Di galeri Anjani sendiri menjual kain batik tulis dan cap dengan harapan bisa mengangangkat derajat ekonomi para pembatiknya.

Dari setiap batik yang terjual, sanggar hanya mengambil 10 persennya saja dari hasil penjualan. Tak jarang Anjani merogoh koceknya sendiri  bahkan sampai menguras habis gajinya yang didapat sebagai guru honorer SMP 1 Batu untuk keperluan biaya sanggar. Dari 10 persen keuntungan yang didapat untuk sanggar, sisanya menjadi milik para pembatik dan jumlahnya tentu saja tidak sedikit. Harga batik yang dihasilkan anak- anak asuh Anjani lebih tinggi daripada harga normal batik.

" Yang mereka jual adalah batik, bukan kain batik, yang dijual adalah prosesnya."

Berkat ketekunannya Anjani Sekar Arum ternyata salah satu orang yang menerima ajang bergengsi apresiasi SATU Indonesia  Awards pada tahun 2017 di bidang kewirausahaan.

Penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards 2017

Anjani Sekar Arum penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards 2017 yang diselenggarakan oleh PT. ASTRA International Tbk di tahun 2017 dalam bidang kewirausahaan.


Sumber ; SATU Indonesia Awards
          
Anjani Sekar Arum  tak pernah menyerah  dengan komitmen yang kuat untuk melestarikan Batik Bantengan sebagai warisan budaya  dari para leluhur dengan berbagai upayanya dilakukan agar Batik Bantengan bisa berkembang dan berkelanjutan di kemudian hari.
Anjani Sekar Arum Si Batik Bantengan dari kota Batu, Malang yang berhasil menurunkan kepada para pembatik generasi muda dan membawa karya batiknya sampai menembus pasar mancanegara.
Sebagai penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards 2017 dibidang kewirausahaan ini berkolaborasi dengan program Desa Sejahtera ASTRA dalam pembinaan kerajinan bernas kearifan lokal dan potensi wilayah destinasi wisata. Melalui program kolaborasi tersebut, Anjani tak hanya berhasil melestarikan kebudayaan daerah tapi juga meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar.

Semenjak jadi pemenang di SATU Indonesia Awards 2017, galeri miliknya jadi ramai dikunjungi. Katanya sejak itu, banyak wisatawan datang dan membeli batik di tempatnya. Publikasi dari SATU Indonesia Awards sungguh luar biasa, ungkapnya.

Ajang bergengsi SATU Indonesia Awards ini bisa diikuti oleh siapapun juga. 
Kamu juga bisa berkontribusi bagi orang banyak dengan mendaftarkan diri kamu atau orang lain yang memenuhi persyaratan untuk mengikuti 15 th SATU Indonesia Awards 2024 melalui www.satu-indonesia.com atau langsung follow Instagram @satu_indonesia ! []FR


Referensi :
- E- Buklet penerima SATU IndonesianAwards 2024
- Instagram @satu_Indonesia








Senin, 05 Agustus 2024

Bakso Djando Guntursari, Kuliner Bakso Enak di Bandung

 

Bakso DJando Guntursari, kuliner bakso enak di Bandung.-  Orang Bandung tentunya bangga dengan kreativitas dan kearifan lokal yang ada. Bandung bukan hanya terkenal dengan dunia fashion, segudang ide tapi Bandung juga biasa dilirik dengan berbagai macam olahan makanan. Mulai dari olahan kue-kue, makanan traditional, dan lain sebagainya. Kalau disebutkan satu-satu bisa panjang Kali lebar tentunya. Salah satu makanan favorite yang dicari orang-orang, termasuk saya sendiri apabila menghadiri satu kota/daerah adalah baksonya. Dimanapun berada yang namanya bakso itu selalu membuat penasaran. Boleh dikata sehari makan nasi tak apa, tapi kalau sehari tanpa makan bakso kayanya bawaanya lemes kali! Bakso membawa ciri khas tersendiri tergantung olahannya. Sebagai pecinta bakso tentunya bisa merasakan dan membedakannya dalam setiap santapan.
Btw soal bakso, ada kuliner terbaru di kota Bandung neeh yang wajib untuk dikunjungi. Para pecinta kuliner baik yang di dalam kota maupun luar kota, kuy merapat!

Bakso Djando Guntrusari, kuliner bakso enak di Bandung. Kali ini saat kulineran bagi pecinta bakso bisa datang langsung ke lokasi yang tempatnya tidak jauh dari RS Muhammdyah Bandung. Datang pertama Kalinya ke sana, dari luar tampak halaman parkir yang cukup luas , terlihat suasana di dalam cukup terang. Soalnya ada loh tempat makan atau kulineran yang belum masuk saja terlihat dari luar gelap. Meja yang tertata rapi, sebelah kiri terdapat tempat penyajian dan pengolahan makanan bagi pelanggan yang akan memesan bakso. Kesan pertama bersih, dan semua pelayan yang ada di pengolahan dan penyajian makanan menggunakan masker. Semua hidangan tertata dengan jelas, pembeli pun bisa melihat secara langsung makanan apa saja yang tersaji di sana.
Sayuran buat bakso, toping-toping pilihan yakni tetelan, djando, tulang iga, babat, tulang muda dll. Saat itu suasana tidak terlalu penuh, tapi cukup ramai.



Penasaran dengan bakso djandonya. Akhirnya pilihan jatuh dengan Bihun Yamin kuah special bakso dengan tambahan toping Babat. Pilihan menu banyak sekali. Tidak hanya bakso yang di sajikan ada juga makanan pendamping lainnya dan frozen food. Tidak hanya Mie yang tersedia, ada bihun dan soun putih, biru. Pelayanan cukup cepat jadi tidak menunggu lama makananpun siap saya nikmati.

Bakso Djando Guntursari, kuliner bakso enak di kota Bandung. 
Tadaa makan siap untuk disantap!


Kesan pertama begitu menggoda. Bihun yamin special bakso, dari tampilan kuah baksonya cukup bening , terlihat Djandonya pun ga terlalu banyak dan berminyak kalau orang Sunda bilang "teu hinyay caina" .


Bakso disajikan dengan bumbu cukup komplit, saus, kecap, cuka, jeruk purut, sambal matang dan sambal rawit sayangnya ga ada sambal bawang. Yamin bihunnya dengan bumbu yang pas di lidah , bihunnya juga cukup lembut. Yamin bihun special bakso disajikan seperti bakso-bakso pada umumnya dengan toping ayam dan pangsit. Spesialnya di sini baksonya dalam satu mangkok itu diberi satu bakso urat, satu bakso cincang, ditambahkan toping djando dan bakso kecilnya. Bakso uratnya enak bertekstur dan tidak keras, sedangkan bakso cincangnya enak halus lembut, apalagi bakso kecilnya bikin nagih tidak lembek, kenyal dan krenyes. Oh iya kalau makan dengan tambahan toping babat enaknya sih pesan bakso yang kuah saja. Kalau yamin toping babatnya dipisah saat dimakan agak keras, ya kecuali pakai toping babat tapi disajikannya dengan kuah dimangkok kecil biar tidak kering dan keras kali yak! 
Oh iya pasti pada penasarankan dengan menunya, yuk kita intip ada apa saja. 


Saat itu untuk minumannya jatuh hati pada Berry Lemonade soalnya sudah makan bakso cari minumnya yang asem-asem Segar. Eits! Jangan coba-coba ya bagi yang punya penyakit maag. Mendingan cari yang aman saja ya, kalau engga ya air Putih saja. Air mineral di sini tersedia dengan ukuran sedang, kan biasanya kalau di resto atau tempat makan ukuran airnya yang kecil-kecil.
Kayanya kalau ke sini lagi harus pesanan minuman yang lain deh. Seperti manggo coconut, taro berry, dan jasmine passion fruit. Sayang sangat disayangkan, bakso enak, yahunnya enak cuma tidak ada pangsit basah. 


Oh iya tersedia juga sosis dan dimsum yang disajikan lengkap dengan sausnya yakni saus Sambal, chili oil dan mayones.
Suka dengan dimsumnya yang lembut dan creamy pas saat dimakan.

Bakso Djando Guntursari, kuliner enak di kota Bandung. Makanan di sini harganya cukup bervariasi Mulai dari Rp. 15.000 sampai dengan Rp. 39.000
Bakso Djando Guntursari yang mengusung konsep open kitchen sehingga para pengunjung bisa langsung melihat proses meracik dan pengolahan makanan yang akan disajikan. 
Tidak hanya fasilitas parkir yang luas di dalam pun terdapat mushola, juga toilet yang cukup bersih. Sepertinya tidak cukup sekali neeh untuk datang ke sana.[]FR


Bakso Djando Guntursari 
Jl.KH. A.Dahl an No.56
Malabar , Kec Lengkong.
Kota Bandung,Jabar