Care visit agriculture : Malam kesenian di Kasepuhan Sinar Resmi.- Sudah lama sekali tidak melihat kesenian daerah yang dipertontonkan secara langsung atau karena kurang update dengan acara-acara yang ada di lingkungan sekitar ataupun di luar sana. Biasanya melihat budaya sunda atau kesenian Sunda hanya lewat stasiun-stasiun Televisi dan itupun sangat jarang, ya terkecuali Stasiun TV lokal daerah Jawa Barat, sesekali masih terlihat.
Perputaran waktu yang telah menggerus dari masa ke masa, akankah menggerus juga kebudayaan dan sejarah yang ada? Cuma satu jawaban yang pasti , kalau bukan kita siapa lagi yang akan melestarikan semuanya. Jangan sampai suatu waktu dimana kita ingin menikmati sepenggal kenangan sejarah baik itu berupa budaya atau apapun kita tidak bisa melihatnya lagi apalagi menikmatinya. Miris bukan!
Di Kota-kota besar biasanya masih terlihat gedung untuk mementaskan kesenian, sebut saja di Bandung antara lain Gedung Kesenian Rumetang Siang, Padepokan Seni di jalan Peta dan lain-lain. Saat masih duduk di Sekolah Dasar biasanya sering dan hampir seminggu sekali melihat pentas seni di Gedung Rumentang Siang ini, dimana lakon-lakon yang diperankan biasanya masih seputar cerita legenda-legenda. Sesekali terkadang menyelinap ke belakang panggung, ingin tahu seperti apa di sana dan apa yang dilakukan sebelum pentas, ternyata selain menggunakan kostum sesuai lakon, ada juga yang terlihat masih berlatih tentang dialog-dialognya. Sayang saat itu belum mengenal tentang foto, tapi kenangan semuanya akan selalu diingat. Grup Sandiwara Sunda bisanya yang terlihat di sana Sri Murni dan Dewi Murni, tidak hanya menyuguhkan sandiwara sunda saja tapi tari-tarian tradisional sebagai acara pembukanya.
Care Visit Agriculture : malam kesenian di Kasepuhan Sinar Resmi, seolah membuka kenangan-kenangan saat kecil. Saat Malam tiba di Kasepuhan Sinar Resmi, kami rombongan
Care Visit Agriculture Dompet Dhuafa disuguhi sajian kesenian sunda
Dogdog lojor. Kesenian Dogdog Lojor ini biasanya dibawakan saat acara Seren Taun atau saat ngese, mipit dan nyambut. Dogdog Lojor biasanya dilakukan setahun sekali saat upacara Seren Taun ( untuk mengucap rasa syukur saat panen padi). Dogdog Lojor yang berasal dari dua suku kata ini mempunyai arti tersendiri.
Dodgod adalah alat musik tabuh ini terbuat dari batang kayu berongga yang ujungnya mengecil dan ditutup dengan kulit kambing yang telah dikeringkan kemudian diikat/dipasek oleh tali untuk mengencangkan kulitnya.
Lojor (bahasa Sunda dialek Banten) yang mempunyai arti panjang.
Kesenian Dogdog Lojor ini mungkin dulu bisa dianggap sakral karena hanya dilakukan dalam setahun sekali. Sekarang kesenian Dogdog Lojor ini bisa dinikmati sebagai hiburan dan kapan saja bisa dipertontonan, seperti saat malam kami semua menikmatinya di sini.
Kesenian khas Cisolok Sukabumi ini yang malam itu beberapa lagu berhasil didendangkan diantaranya ; Nyisiri Nyipohaci, Jarilae, Mayang Bekah. Tak hanya Dogdog Lojor saja yang disuguhkan dipanggung yang langsung berhadap-hadapan dengan Imah Gede, tampil juga beberapa orang yang membawakan kesenian Jaipongan yang lagunya langsung dibawakan oleh para sinden. Kesenian yang disuguhkan malam itu selain dinikmati oleh kami, beberapa orang masyarakat turut serta berbaur menikmati malam kesenian di kasepuhan Sinar Resmi ini.
Malam yang dingin, dan waktupun terus berjalan. kesenian-kesenian yang disajikan semakin menarik, sampai-sampai beberapa kawan ada yang "nyawer" ( membagi-bagikan uang di atas panggung) tak lupa juga Ambu turut serta naik ke atas panggung ikutan nyawer. Hidangan jagung bakar pun menjadi pelengkap malam itu.
Care Visit Agriculture, malam kesenian di kasepuhan Sinar Resmi dari Dogdog lojor yang ditampilkan setidaknya bisa banyak belajar bagaimana rasa berterima kasih ini diberikan baik kepada alam maupun semua yang ada, atas "rasa" dan "cipta" yang telah diberikan dalam hidup ini.[]FR