Jumat, 28 Maret 2014

Tidak Pakai Narkoba Tapi Kena Getahnya



Berwisata baik dalam negeri maupun luar negeri selalu menjadi impian banyak orang. Untuk sekedar melepas kepenatan dari aktivitas kerja yang terus menerus ataupu hanya sekedar biar bisa kumpul bareng teman-teman. Semua dilakukan dengan hati senang.
Tentu saja unntuk berwisata dengan low budget kita harus menjadi seorang backpackeran saat menikmati setiap perjalanan atau dengan istilah yang sudah sering didengar diantara teman jalan dengan sebutan share cost. Ini meringankan aku dan teman-teman untuk dana yang akan dikeluarkan, terkecuali memang ingin santai dan tak mau repot-repot semuanya bisa diserahlan oleh agen perjalanan atau EO yang mengadakan.
Kejadian ini telah berlangsung beberapa tahun ke belakang sebenarnya, saat saya dan teman-teman percaya dengan satu teman untuk pergi ke sebuah tempat diluar Indonesia. Sekitar Tahun 2003 kejadian ini berlangsung, bukan untuk dilupakan tapi menjadi sebuah pelajaran dalam hidup yang saya jalani.

Kita semua bisa berteman dengan siapa saja, tidak melihat apapun kalau sudah akan melakukan perjalan yang penting satu tujuan, kita akan berangkat bersama-sama. Sebut saja namanya MI, dia adalah teman dari sahabat saya. MI yang bermula mengajak untuk melakukan perjalanan jauh, bukan hanya seputar teman-teman dekat saja yang akan ikut, tapi teman-teman yang berada di luar pulau Jawa pun akan ikut serta, antara lain Padang, Palembang, Bandung, Menado dan dari Jawa Tengah pun banyak yang ikut serta. Uang pun tidak sedikit dikumpulkan. Sebenarnya kalau boleh jujur, saya tidak dizinkan untuk pergi oleh orang tua, hanya ayah yang melarang sedangkan mamah sendiri mengizinkan dengan doa asal selamat selama perjalanan.
Saya tidak menggubris nasehat ayah, sekali ingin pergi ya harus pergi tanpa berfikir panjang, toh MI ini sudah bolak balik ke tempat yang sama, jadi apa yang mau diragukan lagi. Di keluarga yang ikut hanya saya sendiri. Teman-teman yang ikut dalam rombongan ini ada yang adik kakak sebut saja namanya EG dan BE dan malah ada yang ikut barengan satu keluarga empat orang dan berasal dari Bandung juga. Ada juga seorang model iklan sebut saja namanya BE. Semua kurang lebih 20 orang yang akan pergi. Surat-surat kelengkapan semua telah diurus, tinggal nunggu proses final saja.

Tumpukan-tumpukan pakaian dan keperluan sudah memenuhi isi koper, bayangan –bayangan indah pemandangan di sana seperti sudah ada di depan mata. Sebelum pemberangkatan kita stanby di Jakarta terlebih dahulu selama kurang lebih seminggu, MI yang menyediakan tempat. Ada satu kejadian dimana dari ke 20 orang itu hanya 7 orang yang di ajak pergi untuk berlibur ke Taman Impian Jaya Ancol. Saya seeh saat itu berfikir senang-senang aja, toh Cuma sekedar berenang, tapi kalau saya hanya menimati suasananya saja tanpa berenang karena masih ketakutan akan dalamnya air.
Ada sesuatu bungkusan yang dititipkan MI ke saya, sebuah bungkusan plastik obat-obatan dan isinya serbuk putih. Deg! Saya tahu ini adalah narkoba, sepertinya yang dititipkan itu jenis kokain bubuk.
Saya tahu karena saat SMU dulu diajak orang tua untuk melihat pameran Pembangunan Daerah yang selalu diadakan setiap tahun dan saat itu kebetulan pernah melihat-lihat juga di stand kepolisian jenis-jenis narkoba berikut contoh barangnya.

Masih berpikir logis saat itu, tapi ga bisa menolak. Akhirnya saya terima saja dan saya tahu ini akan beresiko kalau ada pemeriksaan dadakan dari aparat kepolisia dan akhirnya saya titipkan lagi ke teman yang saat itu tidak ikut berenang juga sebut saja namanya YN.
Ada tiga orang yang tidak berenang saat itu, sebenarnya saya deg-degan juga takut apa yang saya pikirkan terjadi. Ahamdulillah saat menjelang sore, baru kita pada pulang tepatnya di sekitar Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

Magrib sudah berada di rumah lagi, dan ternyata YN pun tahu  bahwa itu memang narkoba. Ternyata barang yang dititipkan tadi tidak ditanyakan langsung saat sampai di rumah oleh MI. Tau gitu bisa aja kita buang, tapi dari pada cari masalah sama YN barang itu langsung aja diberikan ke MI.
Menjelang hari H-3, kita tidak diberi kabar apa-apa oleh MI, semua tampak gelisah sampai akhirnya hari H pun tiba, MI tak kelihatan batang hidungnya. Upaya dilakukan dengan menelpon nomor Hpnya bahkan ada beberapa teman yang tahu tempat tinggalnya di Kompleks Margonda Depok tepatnya Pesona Khayangan, tak ada juga kabar dari keluarga.

Ini bukan main-main lagi, berapa puluh juta uang yang terkumpul dari kami semua saat itu. Mau tidak mau saya tetap harus jujur sama orang tua. Penyesalan tak akan datang diawal, apa boleh buat peribahasa pun mengatakan nasi sudah menjadi bubur. Semua menjadi gelisah tanpa penjelasan apa-apa. Upaya-upaya pun dilakukan, akhirnya semua terjawab sudah MI ditangkap dan masuk ke Polsek Cisarua Bogor, saat itu yang menjadi kanitserse adalah Bapak Wawan. Saat dapat kabar dari teman, saya sudah ada di Bandung dan ingin rasanya langsung menemuinya. Ini gila, temannya bahkan yang lain dan bahkan sahabatnya sendiri yang dulu pernah dia ikut numpang tinggal saat masih sekolah di Bandung, dia tipu juga. Satu mobil berangkat dari Bandung, sesampainya di Cisarua kami bertemu dengan Kanitsersenya, berbincang-bincang sebentar dan menemuinya. Dengan wajah polos seolah-olah tanpa kesalahan, uangnya sebagian sepertinya habis dibelikan Narkoba itu sendiri. Ayahnya teman ikut datang ke sana, amarah itu pasti ada kalau saja tak ingat dosa, rasanya ingin mematahkan tangannya saat salaman lihat dia dalam jeruji besi itu.

Suasana di dalam polsek ada dua jeruji besi yang salin berhadapan dan dalam satu sel terlihat beberapa orang. Sebrang selnya MI ada beberapa anak muda dengan wajahnya yang masih berseri-seri dan tampak seperi mahasiswa. Melihat atau tidak kedatangan kita tetap akan dengan jelas terlihat. Sel sebrangnya MI ada beberapa orang memanggil-manggil kami.  Akhirnya saya dan 2 teman menghampirinya, anak muda itu langsung menyapa kami
“Itu dosennya ya.” Dari tadi kok banyak yang nengok dia
Hah! Dosen? Dalam hati saya berguman, usia saya dan teman-teman yang ikut termasuk MI terpaut tak terlalu jauh, paling selisih 1-2 tahunan.
“Dia itu penipu” teman saya menjawab.
“Kenapa kok bisa ada di sini”
Dengan entengnya menjawab...”biasa ketangkap saat jual daun surga”
Lagi-lagi karena narkoba juga bisa merugikan dirinya sendiri dan harus berada di sel.
Akhirnya waktu kunjungan pun selesai dan selanjutnya proses hukum pengadilan.
Saya dan beberaa teman yang ada di Bandung memutuskan untuk tidak mengikuti jalannya sidang. Saya sudah ikhlaskan semua, dan ambil semua hikmah dari yang terjadi ini.


 Tulisan ini saya buat dalam partisipasi saya untuk Indonesia Bergegas dan membantu BNN juga agar jangan sampai ada korban-korban lagi dari Narkoba. Tetap jadikan Tahun 2014 menjadi Tahun Penyelamatan Bagi Pengguna Narkoba.[]FR

Rabu, 26 Maret 2014

Teater Tanah Airku Ikut Meriahkan Acara Anti Narkoba

Saat Dialog Interaktif

Jakarta, Selasa kemarin tanggal 25 Maret 2014 gedung Smesco dari mulai lapangan parkir sudah terlihat orang berbondong-bondong menggunakan kaos yang seragam berwarna biru telor asin. Terlihat siswa-siswa tingkat SLTP dan SLTA dari berbagai sekolah di Jakarta telah mengahadiri acara yang akan berlangsung hari itu.
Gedung Smesco yang terletak di jalan Gatot Subroto, Pancoran Jakarta selatan ini setelah masuk menuju lantai 2 beberapa orang bahkan ratusan telah hadir diruangan Convension Hall. Beberapa teman dari Blogger reporter Indonesia pun terlihat di sana. Suara riuh dan ramai sebelum acara dimulai dari lantai 1 dan lantai 2 seolah  ikut menanti acara yang akan segera dimulai.
Spanduk-spanduk pun bertebaran yang bertujuan untuk mengajak siapa pun yang hadir di acara ini untuk menghindari bahaya dari “NARKOBA” itu sendiri.
Salah satu tulisan dari spanduk tersebut  “Raih Masa Depanmu Gemilang Tanpa Narkoba”.

Pukul 09:00 WIB  acara belum juga dimulai. Setelah beberapa undangan telah memenuhi kursi yang ada akhirnya acarapun dimulai, pembukaan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, dan dilanjutkan dengan sambutan perwakilan dari Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB).
Pesan yang disampaikan dalam sambutannya, bahwa generasi muda adalah kelompok yang menentukan penerus Bangsa, oleh karena itu generasi muda harus menjadi kuat dalam membentengi diri dari pengaruh-pengaruh negatif, khususnya Narkoba.
“Untuk para pelajar dan mahasiswa, selamatkan masa depan bangsa, kalian semua masa depan bangsa.”
“NARKOBA, NO! “
“PRESTASI, YES!”
Itulah kata penutup yang diakhiri dengan yel-yel yang diikuti oleh undangan yang hadir.
Gedung Convention Hall penuh oleh undangan begitu pula di sekeliling balkon.

Hadir dalam acara tersebut bukan hanya dari anak-anak sekolah, terlihat para pejabat ikut hadir di kursi deretan utama antara lain, Ibu Linda Sari Gumelar (Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak), Bapak Komisaris Jenderal Polisi DR. Anang Iskandar (Kepala BNN), Bapak Basuki Yusuf Iskandar (Kepala Badan Peneliti SDM Kementrian kominfo), dan para anggota Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB) juga telihat Ibu Dewi Motik Pramono ikut hadi di sini.

Bapak Anang Iskandar selaku ketua BNN tak lupa memberikan sambutannya.
Kita selaku masyarakat umumnya dan keluarga khususnya setidaknya harus mengetahui pemahaman tentang penyalahgunaan dari narkoba itu sendiri. Dengan banyaknya pelajar atau pun mahasiswa yang menggunakan narkoba dari awalnya sekedar coba-coba hal ini tentu saja sangat beresiko terhadap hidup mereka, gangguan mental, putus sekolah dan semua pun akan berakhir dengan kegagalan dalam menyelesaikan akhir sekolah.
Narkoba bukan hanya menjadi tanggungan diri sendiri tapi juga berpengaruh ke orang lain, bangsa dan negara. Cegahlah diri sendiri dan keluarga kita dari jeratan narkoba. Kalau sudah terlanjur dalam menggunakan barang-barang ilegal ini hanya satu kalimat yang dilontarkan oleh Bapak Anang Iskandar “Selamatkan diri sendiri dulu sebelum menyelamatkan orang lain.”
Dalam salah satu sambutannya pun Pak Anang mengatakan “ Pengguna narkoba harus diselamatkan karena sesungguhnya mereka mengidap penyakit.”
Para pengguna narkoba sendiri tentu saja selalu menjadi permasalahan kompleks bila dilihat dari sisi Hukum yang perlu ditangani secara seimbang.
Lagi-lagi dengan cara rehabilitasi menjadi pilihan utama untuk orang yang terlanjur menjadi pengguna.
“Menyelamatankan pengguna narkoba adalah semangat membangun masyarakat kembali” ucap Bapak Anang Iskandar.

Sambutan-sambutanpun telah selesai acara dilanjutkan kembali dengan dialog interaktif yang diliput oleh Televisi Republik Indonesia (TVRI). Sebagai moderator dalam acara dialog interaktif  saat itu adalah Anya Dwinov dan menghadirkan 3 nara sumber yaitu ; Ibu Linda Sari Agum Gumelar, Bapak Komjen Pol Anang Iskandar dan Bapak Basuki Yusuf Iskandar.

Dengan adanya data pengguna narkoba lebih dari 4 juta jiwa, maka Tahun 2014 dijadikan sebagai tahun penyelamatan pengguna narkoba. Undang-undangnya sendiri telah dikeluarkan dari Tahun 1976, tahun 1997 dan tahun 2009 mengenai pemulihan bagi pengguna sendiri. Pada kenyataannya dari Tahun 1976 sampai Tahun 2009 tidak pernah diputuskan rehabilitasi. Ketua BNN Bapak Anang Iskandar dalam dialognya, BNN sendiri ingin mendorong kepada penegak hukum, mengenai kasus para pengguna narkoba hasil akhir putusan bermuara di Rehabilitasi. Ini bisa dilihat dari trend dunia saat ini dimana pengguna narkoba ini tidak masuk penjara melainkan di rehabilitasi.
Mereka para pemakai narkoba harus  melakukan pemulihan dengan cara direhabilitasi.

Ibu Linda sendiri menilai setelah melihat kasus-kasus yang ada kebanyakan pengguna narkoba dimulai dari usia sekolah. Ini bisa menyebakan apabila tidak ada penanganan cepat akan menginjak ke masa-masa selanjutnya dalam hidup pengguna tersebut.
Tentu saja kunci utama adalah tetap keluarga, disini keluarga menjadi peranan penting dalam komunikasi antara satu dengan yang lainnya.
Saat sudah ada pengaruh yang kuat dari keluarga, setidaknya anak bisa terbentengi untuk menghadapi masalah narkoba ini.
Kita bisa melihat betapa banyak perempuan Indonesia yang dimanfaatkan jadi kurir narkoba. Sebagai menteri pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, Linda Gumelar mengatakan betapa pentingnya upaya pemberdayaan perempuan, agar pengetahuan bertambah dan berwawasan luas.
Mereka para wanita yang dimanfaatkan menjadi kurir narkoba, karena ketidaktahuannya atau mereka ingin mendapatkan sesuatu secara instant. Di sini kaum perempuanpun disinggung untuk bersikap lebih tidak konsumtif.
Diaog Interaktif pun semakin menghangat saat dari para hadirin diperkenankan untuk mengajukan pertanyaan secara langsung.
Ibu Linda memberikan tips agar terhindar dari pengaruh lingkungan yang buruk dengan cara pendekatan keluarga, ikut organisasi kemasyarakatan dan organisasi-organisasi yang bisa membetengi kita dari pengaruh buruk narkoba.

Bapak Yusuf Basuki Iskandar dari Kemeninfo, dengan makin majunya tekhnologi dan mudahnya mengakses internet dalam kehidupan sehari-hari kita berhadapan dengan dua dunia; dunia konvensional dan dunia maya (internet).
Kemungkinan-kemungkinan bisa terjadi para pengedar narkoba menjerat mangsanya lewat dunia maya, selain aksesnya mudah dan murah, bisa jadi mereka bisa menghilangkan identitas dirinya.
Dalam hal ini pun BNN telah bekerja sama dengan Kemeninfo dalam masalah internet dan sosial kontrol. Dialogpun berakhir, akhir dari semua acara yang merupakan puncak dari kegiatan semua, terakhir mempersembahkan Teater Tanah Airku dengan menampilkan drama musikal yang bertemakan Anti penyalahgunaan narkoba.

Mari kita dukung terus BNN dan Indonesia bergegas dalam memberantas narkoba ini.
Jadikan Tahun 2015 Indonesia bebas narkoba. []FR

Salam Damai Tanpa Narkoba!

Jumat, 21 Maret 2014

Badan Narkotika Nasional dan Kampanye Anti Narkoba




Sore kemarin setelah mengerjakan tugas pembukuan kantor, tugas pun berganti untuk motret beberapa barang yang ada di workshop  dan kroscek beberapa data yang  ada di sana. Tanpa sengaja terdengar samar-samar berita radio. Telinga seperti sudah ada sinyal bila mendengar sebuah kata “NARKOBA” otomatis kegiatan terhenti dan minta diperbesar volume radio yang ada. Saat volume radio dibesarkan, serentak semua yang ada di ruangan jadi ikut menyimak dengan seksama. Jadi sedikit menerangkan kepada teman-teman betapa pentingnya memberikan pengetahuan tentang narkoba dilingkungan keluarga.

Dengan tidak sengaja saat dulu seorang karyawan dikantor kami yang sekarang sudah keluar kerja, pernah bercerita tentang menjadi pengedar gelap barang haram ini, sampai suatu waktu pemeriksaan polisi datang saat aparat hukum tersebut memeriksa semua isi mobil, sayangnya barang dia bawa, lolos dari cidukan polisi. Sebut saja namanya AS, dia merasa ketakutan saat terjadi operasi jalanan itu, tapi semua ada hikmahnya dari rasa takutnya takut keciduk sama polisi, dia pun berhenti dari memasarkan barang-barang haram tersebut. Sampai sekarang dia hanya ingin hidup di jalan yang benar bukan apa-apa, dia hanya tidak mau memberikan nafkah anak dan istrinya dari hasil penjualan narkoba.

Ternyata tanggal 20 Maret 2014 kemarin di Universitas Negeri Jakarta di adakan sosialisasi tentang bahaya Narkoba yang berlangsung selama 3 jam.
Dalam siaran yang diudarakan oleh Radio Republik Indonesia Jakarta, sore kemarin menurut Faizal ketua BEM UNJ mengatakan
“Tujuan Sosialisasi ini bahwa narkoba tidak baik dan narkoba merusak diri sendiri.”
Tidah hanya itu saja, sosialisasi menerangkan juga tentang bahaya narkoba. Sasaran utama dari sosialisasi anti narkoba adalah sekolah dan pelajar karena saat ini menjadi masa rentan dan akan dijadikan sasaran para pengedar narkoba.
Sayang acara sosialisasi itu berlangsung pagi hari dan saya tidak bisa mengikutinya.
Peran Badan Narkotika Nasional sampai saat ini bukan hanya wacana belaka, semua digerakan, melalui sosialisai di sekolah-sekolah, perguruan tinggi, media, begitu juga para blogger  dengan tujuan membebaskan generasi muda dari jeratan narkoba itu sendiri.
Badan Nasional Narkotika dalam penanganan masalah narkoba ini telah bekerjasama dengan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan dalam sebuah kesepakatan diantara kedua belah pihak.
Bentuk kerjasama ini telah dituangkan dalam noktah kesepahaman Nomor NK/51/VII/2012 dan nomor 9/VII/NK/2012 pada tanggal 13 Juli 2012 di Jakarta.
Noktah kesepahaman yang dibuat antara Badan Narkotika Nasional dan Kementrian Pendidikan  dan Kebudayaan ini tentang pembahasan Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba melalui Pendidikan dan Kebudayaan.
Betapa pentingnya sekolah-sekolah untuk mendapatkan sosialisasi tentang bahaya penggunaan narkoba itu sendiri.
BNN dengan gencar-gencarnya terus menerus mengkampanyekan gerakan anti narkoba dan akan menjadikan Tahun 2014 ini sebagai tahun Penyelematan Pengguna Narkoba.
Narkotika sendiri diatur dalam undang-undang No. 35 tahun 2009 dan intruksi presiden nomor 12 Tahun 2011 tentang pelaksanaan kebijakan dan strategi nasional di bidang pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.

Kita semua tahu bahkan masyarakatpun sekarang lebih tahu  dengan meleknya informasi yang disajikan, semua bisa didapat dengan mudah tidak hanya melalui sosialisasi saja, dari suratkabar, media elektronik dan sosial media informasi tentang bahaya narkoba itu sendiri bisa kita dapatkan, setidaknya bisa mencegah dari jeratan narkoba yang beredar di sekitar lingkungan kita.
Dalam penggunaan di sosial media pun anak-anak masih tetap butuh pengawasan atau bimbingan dari keluarga, siapa tahu para pengedar sekarang menawarkan barang-barang gelap tersebut melalui media online, semua memang harus ekstra hati-hati, jangankan berhubungan dengan orang asing yang tak dikenal dengan kawan sendiripun hal-hal yang tidak baik bisa didapatkan. Lagi-lagi ini menjadi PR kita terutamaorang tua dan tentu saja masyarakat sekitar harus sama-sama mewaspadai apabila ada pengaruh buruk tentang penyalahgunaan narkoba ini di lingkungan sekitar kita.

Narkoba sendiri seperti mata rantai yang tak pernah putus yang lama kelamaan seperti lingkaran setan yang sangat berdampak buruk, baik kepada pengguna maupun kepada bukan pengguna sama sekali.
Dalam hidup ini kemungkinan-kemungkinan bisa terjadi. Contoh saja, ada yang bukan pengguna tapi sialnya dia ketitipan barang dari yang sudah biasa menggunakannya dan operasi dari aparat pemerintah bisa terjadi sewaktu-waktu, ini tentu saja akan sangat merugikan kita. Sudah banyak terjadi salah tangkap atau salah sasaran, yang tadinya akan menangkap target operasi dan tak taunya malah menangkap orang lain dan target operasi berhasil mengecoh aparat tersebut. Kemungkinan ini terjadi hanya sebuah keteledoran saja.
Dalam pergaulan demi menambah wawasan kita bisa saja bebas bergaul dengan siapa saja, tapi kita juga setidaknya mengetahui apa-apa yang akan terjadi bila berhubungan langsung dengan dunia luar dengan berbagai latar belakang pendidikan, kebudayaan dan agama.
Bukan berarti artian bebas sebebas-bebasnya,perlu juga di sini anak-anak diperkenalkan bukan hanya pada hal-hal baik-baik saja, hal-hal yang salah pun perlu diketahui oleh mereka.
Setidaknya anak-anak tidak mencari tahu sendiri tentang hal-hal baru.
Contoh kasus, biasanya seorang anak semakin dilarang semakin penasaran untuk mencoba, misalnya dalam merokok. Setiap orang tua beda-beda dalam mendidik anak, kasih aja rokok sebatang kalau perlu suruh nyobain, terus kasih tau juga efeknya. Namanya anak sekarang biasanya kalau tidak langsung melihat jenisnya atau paling tidak gambarnya tentang bahaya dari rokok misalnya biasanya tetap akan cuek-cuek saja, terkecuali memang orang yang sudah kecanduan merokok mungkin itu beda lagi.
Apalagi tentang narkoba, kita memperkenalkan ke anak-anak tapi bukan untuk dicoba tapi bahaya dan efek negatifnya sangat jelas. Semakin hari semakin akan merusak badan kita bila terus menerus menggunkannya.[]FR


Salam Damai Bebas Narkoba

====================
Sumber :
-          RRI Jakarta tanggal 20 Maret 2014

-          Kemendikbud.go.id

Kamis, 13 Maret 2014

NARKOBA Membawa Sengsara

Ransel dan barang bawaan telah siap, kali ini perjalanan dilakukan sendirian menuju wilayah   Timur. Stasiun saat itu sangat penuh oleh lalu lalang orang, ada yang datang dan ada yang pergi. Kereta yang ditunggu pun belum juga tiba, terlihat sosok seorang perempuan duduk tak jauh sejajar denganku. Bandung cukup panas saat itu, waktu telah beranjak siang. Semakin lama semakin kosong akhirnya ibu itu pun bergeser persis bersebelahan denganku.

Terlihat sekilas diraut wajahnya ada sesuatu yang ingin disampaikan. Cerita pun mengalir begitu saja.
Anaknya yang kuliah disalah satu perguruan Negeri di Yogyakarta sedang mengalami kesulitan dan berurusan dengan hukum. Kutatap wajahnya yang menerawang entah kemana dan dengan seksama kuikuti cerita dan sebenarnya apa yang teah terjadi.

Anaknya seorang laki-laki yang baik, sebentar lagi akan menyelesaikan studinya di Yogyakarta.
Singkat cerita anaknya berkenalan denga seorang perempuan yang kuliah di salah satu sekolah pemerintahan di Jatinangor.  Sebut saja namanya Ria dan anak Ibu itu Angga. Mereka saling berkenalan dan akhirnya sering jalan bersamaan. Sebelum kejadian naas itu semua seperti baik-baik saja. Perempuan itu yang mengaku berasal dari salah satu desa di kota Yogyakarta, itu terlihat setelah diketahui saat KTPnya ditunjukan sama anak ibu tersebut.

Akhirnya suatu  saat sewaktu Angga liburan kuliah, dia memutuskan untuk jalan-jalan ke wilayah seputar Sumedang dengan perempuan itu. Menikmati makanan seperti biasa, namanya ditempat makan bukan hanya mereka berdua yang ada, yang lainnya pun sama-sama menikmatinya makanan yang tersaji di sana. Angga sendiri tinggal di salah satu tempat setelah Bandung Timur dan masih termasuk Kabupaten Bandung.
Tiba-tiba, ada seorang lelaki yang datang menghampiri mereka berdua dan menitipkan sebuah bungkusan seperti kotak kado berukuran sedang. Angga dan Ria pun masih menunggu orang yang menitipkan bungkusan tersebut, setelah lama orang itu tak muncul-muncul  juga akhirnya Ria memutuskan untuk pamit ke belakang dan tak datang lagi.

Angga pun kebingungan ditinggal sendirian dengan bungkusan itu. Dia pun memutuskan untuk menitipkan bungkusan itu ke pemilik warung. Baru aja beberapa langkah, suara lantang dari arah belakang “Jangan bergerak, Anda kedapatan membawa Narkoba berjenis Ganja!” Dengan coba menjelaskan duduk persoalannya tapi mana mau aparat mendengarkan dan percaya begitu saja.
“Iya, dia pak, barusan yang menitipkan kotak ini kepada saya,” sahut pemilik warung itu.
Dengan langkah lunglai dan sosok perempuan itu juga ga tahu rimbanya, setelah diselidik dan dicari ke kampusnya tak ada yang namanya Ria. Kini Angga pun harus berurusan dengan hukum.
Saat ibu itu bercerita, terlihat ada air tertahan dipelupuk matanya yang tak kuat akhirnya jatuh juga. Tak bisa membantu banyak saat itu, yang kulakukan hanya bisa menenangkan ibu tersebut, semua pasti ada jalan keluarnya.

Sampai sekarangpun aku belum pernah bertemu ibu itu lagi entah bagaimana nasib anaknya yang saat itu berurusan dengan aparat hukum daerah Sumedang.
Kereta yang ditunggu pun akhirnya datang, selalu ada makna dalam setiap perjalanan.
Narkoba selain bisa menyengsarakan pemakainya yang kecanduan  tanpa ujung dan ternyata bisa menyengsarakan orang yang tidak tahu apa-apa.

Ganja di Indonesia termasuk barang Ilegal, pelaku dan pengedar diperlakukan sebagai tindak kriminal. Apapun alasannya itu tetap diproses secara hukum dan sesuai aturan yang ada di pihak yang berwajib. Para pemakai dan pengedar selalu menjadi TO (Target Operasi) pihak kepolisian.
Badan Narkotika Nasional sendiri mempunyai tujuan di tahun 2014 ini sebagai Tahun Penyelamatan Pengguna Narkoba.

Mari membahas  tentang tanaman ganja yang kebetulan berada dalam isi kotak  cerita di atas yang bisa menyebabkan berurusan dengan hukum.
Ganja yang biasa disebut dengan mariyuana dan mempunyai nama latin Canabis Sativa ini adalah tanaman budidaya penghasil serat, ada kandungan Narkotika didalamnya yaitu pada bijinya yakni Tetrahidrokanabinol (THC) yang bisa membuat pemakainya merasa senang berkepanjangan dan tanpa sebab. Biasa tumbuh di dareah pegunungan  tropis pada ketinggian 1000 meter di atas laut. Di Indonesia sendiri tanaman ini tumbuh subur dan banyak terdapat di Aceh. Bukan hanya omong kosong belaka, bahkan ganja juga dipakai sebagai campuran bumbu masak di sana.

Pengalaman saya waktu di Kalimantan Timur, karena terbiasa minum kopi hitam, waktu  pagi  saya diajak HRD yang menjadi klien di sana untuk sarapan pagi di sebuah rumah makan Nusantara khas Aceh, segelas kopi hitam cukup mewakili saat itu tanpa pesan makanan apa-apa. Reaksi baru terjadi 1 jam kemudian, entahlah beda dari biasanya dan saya juga tidak tahu apakah kopi tersebut dicampur ganja juga? Perlu diketahui bukan hanya baru sekali minum kopi Aceh, sebelumnya juga pernah dapat kiriman dari kawan tapi tak ada reaksi apa-apa.Di dunia medis sendiri tanaman ini dipakai sebagai obat penenang, tentunya dalam takaran-takaran tertentu yang disesuaikan.

Daun Ganja

Dalam Undang- undang  yang ada di Indonesia sendiri yang mengatur tentang Ganja adalah Narkotika, yakni UU No. 22 tahun 1997.
Efek samping dari ganja sendiri setelah berbicara dengan kawan yang pernah memakainya antara lain : Merasa gembira atau senang, kebanyakan di sini orang menggunakannya saat tertimpa masalah, seolah-olah masalah yang ada bisa terlupakan padahal ganja bukanlah pelarian dari permasalahan itu sendiri dan timbul rasa halusinansi saat memakainya.
Ganja biasa juga digunakan seperti rokok dengan istilah “melinting” menggunakan kertas pahpir yang biasa dipakai oleh para perokok tradisional saat zaman dahulu.

Semula dari kebiasaan merokok tembakau dan seterusnya dengan diawali coba-coba jadi keterusan menggunakan ganja. Di sini masyarakat dan keluarga ternyata harus  peka terhadap setiap keadaan dilingkungan rumah, sebelum semuanya terlambat. Narkoba memang selalu mengancam dimana-mana. []FR



======

Sumber :

Wikipedia.org
BNN
Indonesia Bergegas

Selasa, 04 Maret 2014

Dua Sahabat



Malam itu pesta selesai, semuanya telah berlalu. Sani dan Bintang, berjalan bersamaan. Jalanan Kota Bandung sangat sepi saat itu, udara dingin masih saja menyelinap masuk disela-sela jaket yang sudah kami kenakan. Waktu terus berjalan, Bintang pun memutuskan untuk menginap di rumah Sani. Tempat pesta dan rumah Bintang cukup jauh, kalau ditempuh menghabiskan kira-kira 3 jam perjalanan.

Orang tua kedua belah pihak sudah saling mengetahui, jadi persahabatan mereka lebih kearah kekeluargaan dan sudah menganggap satu sama lain seperti saudara. kami berdua menyempatkan diri untuk mampir sebentar ke warung tenda, dimana roti panggang dan pisang keju yang tersedia di sana cukup banyak dinikmati. Antrian pun silih berganti, semua saling bergantian antara pendatang dan orang-orang yang baru selesai menikmati hidangan di sana. Bukan masalah isi perut saat berada di sini, kami ingin mengingat masa-masa dulu, saat masih nonton konser tempat ini yang dijadikan Bintang dan teman-teman untuk berkumpul. Lelehan susu diatas tumpukan keju yang tebal disajikan bersama pisang yang tersaji utuh dipiring. Memainkan garpu dan pisau, satu persatu makanan itu sampai juga dimulut. Setelah Percakapan dirasa cukup, bahkan makanan yang tersaji di piring masih tersisa, kami memutuskan untuk langsung menuju rumah Sani.

Mobilpun melaju dengan lancar, sesampainya di rumah, semua penghuni telah tertidur lelap, pintu pagar dibuka perlahan, dan saat masuk ruangan tamu dalam keadaan gelap. Dengan perlahan-lahan berjalan, akhirnya kami menuju ruangan di lantai dua. Bintang pun tidur terpisah di kamar yang telah di sediakan. Beres-beres sebentar, karena besok masih ada acara lagi jadi semuanya dipersiapkan dengan baik isi dalam tas. Selesai bersih-bersih badan, tiba-tiba kamar di ketuk.
kagetnya minta ampun, saat itu Sani tiba-tiba merangkul badan aku dan hampir terjatuh.

“Maafkan aku, ada yang mau diceritakan sama kamu.” Sani berkata masih dalam isak tangisnya.

“Hei, kenapa ini, ada apa? kok tiba-tiba begini, tadi kita masih baik-baik saja.”

Mencoba menenangkan, saat tubuh Sani masih dalam dekapan tubuh sahabatnya.
Pelan-pelan berjalan, keduanya duduk menuju tempat tidur.
Setelah Sani duduk, Bintang pun bergegas menuju meja, dan diambilnya segelas air putih.

“Ini minum dulu!, tenangkan dulu …tariik nafas perlahan, baru kamu boleh cerita.” ucap Bintang sambil memberikan segelas minuman.

” Aku, mau buat pengakuan neeh ma kamu, hampir seminggu ini selalu pulang pagi dan menangis saatnya shubuh tiba.” ucap Sani.

“Trus masalahnya tuh apa? ”

“Tiap malam, sepulang ngantor…ke rumah hanya sebagai tempat transit aja, aku ga betah berada di rumah ini, dan langsung pergi ke tempat-tempat hiburan.”

Sontak aja Bintang kaget, soalnya belum pernah sahabatnya seperti ini tapi masih saja berusaha untuk bijaksana dalam bersikap.

“Aakuu…sudah berapa uang yang aku habiskan tiap malam, hanya untuk makanan dan minum-minum di sana dan aku sudah tak pedulikan semua.”

Bintang memahami, kenapa sahabatnya jadi seperti ini. kalau dipikir, dalam hidup Sani tak ada kekurangan apapun, materi berlimpah, kakak-kakanya pun hidup sukses dan maju. Yang paling disayangkan cuma satu, antar saudara seperti orang lain, mereka tak saling peduli satu sama lain. Ayah dan ibunya juga yang terlalu sibuk ngurusin pekerjaan, apalagi kalau bukan demi karier.
Beruntung hidup Bintang walau dikata sederhana, keluarga satu sama lain bersatu dan saling menyayangi.

“Aku sadar, bila saat shubuh tiba, aku pun menangis menghadapNya, tapi itu cuma sesaat … besoknya masih tetap pergi ke cafe-cefe.” kata Sani.

“Trus, kamu tuh dapat apa…tetep aja kan suasana di rumah tak berubah.” Bintag berkata.

Suasana pun larut dalam kesedihan, apa yang dialami Sani bisa Bintang rasakan. Akhirnya Sani tertidur di kamar Bintang.
Adzan shubuh pun berkumandang, saat terlihat wajah Sani masih tertidur lelap. Sudah menjadi kebiasaan, saat berada di rumah orang, harus menjadi orang yang pertama ke kamar mandi dan siap-siap mandi saat diluar langit masih gelap.
Saat mau menjalankan kewajiban, menghadapNya, Sani sudah terbangun dan kami sholat berbarengan.
Rupanya cerita tidak berhenti sampai semalam, dengan posisi seperti bersimpuh, tangan Sani tepat berada di atas paha.

“Bin…Bintang, kamu jangan marah yah, ada satu yang disembunyikan lagi dari kamu.” ucap Sani menatap Bintang.

“Aku make sudah sebulan ini.”

” OMG! hanya satu kata yang terucap dari mulut Bintang, kaget tapi Bintang tetap tak bisa marah.

” Hanya ini untuk mengusir kesepian aku.” saat satu bungkus putih bubuk halus dikeluarkan oleh Sani.

Deg! dari awal sudah menduga ada yang tidak beres dalam diri sahabatnya ini, dan sekarang baru terungkap.
Sani mulai menggunakan psikotropika jenis Shabu-shabu. Dalam pengakuannya baru sebulan ini dia kecanduan.
Masih dalam bimbingan Bintang, Sani pelan-pelan dikasih nasehat dengan tidak langsung menyalahkan apa yang telah diperbuatnya.

Bintang pun merahasiakan semua ini dari keluarga Sani, bukan tanpa alasan. Bila semuanya tahu akan berdampak lebih buruk lagi terhadap Sani. Sebagai sahabat  Bintang tidak berhasil mencegah sahabatnya dari jeratan Narkoba itu semua terjadi diluar pengetahuannya. Sekarang yang dilakukan Bintang bagaimana caranya menyelematkan Sani sebagai pengguna Narkoba. Dengan sabar Bintang setiap waktu selalu berada untuknya, baik secara offlne dengan komunikasi dengannya atau langsung bertemu saat keduanya weekend tiba. 
Sahabat yang selalu ada untuk kawannya, Bintang masih tetap setia menemani Sani dalam masa-masa untuk melepaskan diri dari kebiasaan buruknya. Perlahan namun pasti, akhirnya Bintang berhasil membantu Sani dari kebiasaan buruknya tersebut. Sahabat selalu ada dalam keadaan suka maupun duka, bukan hanya dalam kesenangan belaka.

Akhirnya persahabatan mereka masih baik terjalin, walau pun kini mereka berada di dua pulau yang berbeda. Upaya pencegahan dan penyelamatan narkoba bisa kita lakukan kepada siapa saja, terutama orang terdekat, yaitu sahabat. Sejauh ini Sani masih beruntung tidak pernah berurusan dengan hukum. Sebagai Sahabat Bintang hanya mengingatkan Sani, bila belum bisa berhenti sebaiknya direhabilitasi daripada nanti apa lacur saat memakainya tertangkap aparatur negara dan harus mendekam di penjara. Sebenarnya pengguna narkoba lebih baik di rehabilitasi daripada di Penjara. Di Tahun 2014 ini mari sama-sama menjadikan Indonesia sebagai Tahun Penyelamatan Pengguna Narkoba, ucap Bintang.[]

Minggu, 02 Maret 2014

Sawarna

Nama desa Sawarna yang tidak asing lagi ditelingaku, karena beberapa sahabat pernah datang ke sana. Sawarna yang disebut juga sebagai Intan yang tak terasah apabila dirawat secara berkesinambungan Intan baru itu akan terlihat kemilaunya.


 Letak Sawarna ditinjau dari sisi geografis ada di bagian barat Pelabuhan Ratu.
Jalur yang kami lalui adalah Bogor-Cibadak-Sukabumi-Pelabuhan Ratu-Karang Hawu-Sawarna. Perjalanan ini seru banget yang masing-masing berasal dari beda-beda daerah antara lain dari Bandung, Jakarta, Bekasi, Tangerang, Indramayu, Yogya.

Setelah melewati perjalanan yang cukup jauh akhirnya sampai juga di Sawarna. Senyuman menghiasi disetiap wajah padahal matahari saat itu menyapa dengan hangatnya.


Selamat Datang Dikawasan Wisata Ramah Lingkungan Desa Sawarna

Inilah Jembatan gantung salah satu akses ke Desa Sawarna yang sebagian papan-papannya ada yang kosong. Apakah pengurus desa tidak pernah memperhatikan, entahlah?
Pemandangan yang akan Anda saksikan sebelum menuju homestay di desa Sawarna bila berkunjung ke sini.



Menuju homestay

Sebenarnya ada lagi beberapa foto yang akan ditampilkan hanya saja pas upload terus mengalami error. Melewati rumah penduduk, melewati sawah-sawah, perkebunan, akhirnya kita semua sampai juga di Homestay yang sebelumnya telah di booking terlebih dahulu. Kesepakatan pertama semua tidak mau terpisahkan, tapi pas di lapangan kenyataannya lain. Maaf nama tempat dan nama orang tidak disebutkan di sini. Selain kami tempatnya terpisahkan di tempat yang di maksud juga bersatu dengan orang lain bahkan ada wisatawan asing yang mengisi tempat tersebut.
Akhirnya tanpa di beri komando sebagian teman mengambil inisiatif sendiri mencari tempat yang lain, di mana kami semua bisa berkumpul seperti satu keluarga tidak ada yang terpisahkan.
Perwakilan dari kami bicara secara baik-baik dengan ibu pemilik homestay sebelumnya, tapi maksud baik kami sepertinya tidak diterima dengan baik, ya sudah toh kita juga merasa kecewa dengan apa-apa yang telah di janjikan sebelumnya.
Akhirnya kami pun berkumpul dalam satu homestay yang saat itu juga baru bernegosiasi masalah harga. kesepakatan diperoleh, kamar yang disedikaan ada 5 buah. 3 di lantai atas, dan 2 di bawah. Wah, betapa senangnya kami semua. Aku sendiri menempati kamar di atas, dengan fasilitas TV, kipas angin dan kamar mandi.



Semua membereskan tas bawaannya masing-masing. Sambil menikmati pemandangan yang ada di sekeliling.

bersambung….