Rabu, 26 Februari 2014

Sawarna (Pelabuhan Ratu - Sawarna)

Angin semilir menerpa tubuhku, dan itu kurasakan diseluruh tubuh ini. Ya akupun tertidur sebentar dan terbangun setelah merasa tubuh ini kedinginan di mana pintu itu terbuka lebar semalaman. Sesaat mata ini mencari posisi enak siapa tahu bisa melanjutkan tidur lagi. Waktu saat itu menunjukan pukul 3.30 menjelang shubuh. Aku langsung menuju tempat dimana dipojokan hanya ada seorang diri, owh rupanya Tata yang ada di sana sendirian. Tanpa komando kaki pun melangkah dan berharap bisa terlelap biar pun sebentar untuk kedua kalinya.
Yang ada bukannya terlelap, memejamkan mata pun susah. Tiba-tiba Ambar datang dan tidur tepat disebelahku, sepertinya dia belum tidur juga dari tadi, ya sudah dari pada aku ga bisa tidur, kuputuskan untuk menuju kursi aja siapa tahu bisa tidur disana. Eh, ternyata posisi dikursipun tidak bisa membuatku tidur, ya sudah keluar pintu sebentar untuk melihat suasana jalanan menjelang shubuh sambil menghirup udara segar.

Suasana Subuh di Sukabumi

Jalanan masih sepi saat itu, tak ada mobil satu pun begitu juga orang-orang yang lalu lalang. Satu persatu teman-teman mulai terbangun dari tidurnya. Sebagian sudah bersiap-siap untuk sholat shubuh berjamaah. Aku sendiri lagi terbebas dari waktu sholat saat itu, eh terbebas…maafkan aku Tuhan, sujud syukur dipersembahkan hanya padaMu.

“Aduh sudah ga kuat neeh pingin ke kamar mandi, pingin pepsi alias pipis :) , selanjutnya bagian siapa yang antri? ” tanyaku pada Farida.
“Di dalam ada Dita Bandung, tinggal nunggu satu lagi Esthy”.
“0wh, ga apa-apa bentar lagi kalau begitu.”
Aku pun ga enak diam jalan-jalan sana sini, duduk di kursi panjang sambil tertidur berharap lagi siapa tahu bisa terlelap. Dan akhirnya tiba juga giliranku untuk bersih-bersih.
Ugh! segar sekali rasanya saat air menyiram seluruh tubuhku. Ingin rasanya berlama-lama di kamar mandi tapi apa daya orang yang diluar masih setia menunggu. Yang terpenting hanya satu akhirnya aku bisa mandi juga :)
Sepertinya sebagian sudah pergi keluar. Aku pun memutuskan untuk mencari sarapan pagi.

“Dit, makanan apa yang biasa dijual pagi-pagi di sini.”
“Bubur ada, ketoprak juga ada, dekat ko lokasinya dari sini”.
“Yup, bubur aja! ga mungkin ketoprak terus yang dimakan, Hihihi!’
Aku pun akhirnya pergi berempat, bareng Iwan, Agung dan Zaki. Tidak lupa mengajak teman yang lain.
“Cen, lo mau ikut ga sarapan?
“ngga ah, ga biasa sarapan pagi.”
Memang sebagian tidak biasa untuk sarapan pagi, termasuk aku, dulu :)
Tidak jauh dari lokasi Dita sudah kelihatan orang berkerumun di tempat itu. Woaw rupanya banyak peminatnya.
“Enak neeh sepertinya, patut di coba”
Aku lihat ada Bobby, Huda, Lulu, dan lain-lain yang ada tapi rupanya mereka sudah selesai, akhirnya kita pun bergantian tempat.

Semangkuk bubur dan pastel rasanya cukup untuk mengganjal perut dipagi ini, tapi buburnya tak seciamik yang di Pecinan lama Bandung. Tiba-tiba teringat seseorang *wing :)
Terus melanjutkan perjalanan maksud hati ingin melihat pantai, tapi waktu tidak akan mencukupi. Kaki melangkah menuju pelelangan ikan di Palabuhan Ratu.



Ketika di sana aku bertanya- tanya tentang rumput laut kering yang dijual, ingat pesanan mama, sebelum mau pergi kasih kabar dulu ke Bandung :)
Sayang sungguh sayang yang berjualan rumput laut kering adanya di Jampang, hmmm jauh sekali secara daerah itu tidak akan terlewati dalam perjalanan ini.
Hanya sebentar di tempat itu tadinya ingin menghadiri yang lagi bertransaksi di tempat pelelangan ikan, kami berempat memutuskan untuk segera menuju lokasi tempat Dita.
Benar saja tiba-tiba telp berdering.
“Fit, lo di mana? kami siap-siap sudah mau berangkat.”
“Aku dah di depan teras rumah Dita.”
Kumpul dulu sebentar, absen satu-satu dan langsung cabut menuju terminal Pelabuhan Ratu.

Foto by Boby

Foto by Lulu

Asal tahu aja kita naik satu elf yang isinya ada 23 orang Hihihi!
Ugh! untungnya ada sebagian dari kita yang naik diatas jadi kondisi di dalam tidak terlalu sesak. Ingin rasanya menghirup udara segar di luar, dengan naik di atas elf, eh … :)
Perjalanan ini dinikmati sekali oleh semua apa pun keadaannya. Siang ini matahari cukup terik menyapa hawa panasnya. Sepanjang jalan tidak ada yang tak ternikmati. Subhanallah sepanjang perjalanan banyak hal yang begitu indah untuk dilupakan.

Tiba-tiba ada razia di depan, tak ketinggalan mobil kita pun di suruh berhenti oleh seorang polisi, seperti biasa surat-surat dan kelengkapan lainnya. Dan teman-teman yang ada di atas elf suruh turun dan masuk ke dalam mobil semua, tidak boleh ada satu pun yang di atas.
Entah apa kesalahan lain lagi, sopir yang mengemudikan segera turun dan merapat ke polisi yang tadi. Owh, rupanya sopir itu memberi buat makan siang polisi, eh makan siang, Hahaha! pantaskah dikasih oleh seorang sopir :) entahlah, suka eneg kalau lihat pemandangan yang seprtu itu.
Kemudian kita melanjutkan perjalanan, dan tak lupa meminta Bapak sopir untuk berhenti sebentar di Pantai karang Hawu.

Sudah puas bernarsis ria, kita pun melanjutkan perjalanan. Tidak terasa kelelahan saat di perjalanan setelah kemudian kita sampai juga d SAWARNA.
Salam Backpacker Indonesia n_n
*Bersambung….





Searah jarum jam : Fitri, Agung, Iwan, Zaki

Selasa, 18 Februari 2014

Menyusuri Sawarna Banten

Sedikitpun tak ada rencana untuk pergi ke Sawarna, yang ada hanya satu harus pergi berlibur entah kemana yang penting pergi :)
 Akhirnya dua minggu sebelum hari H, aku bareng Cendy daftar ikut Backpacker Indonesia ya tujuannya hanya satu ke Sawarna. Kita setiap hari disibukkan dengan kerjaan masing-masing. Sesekali kalau ada waktu senggang baru berbincang masalah liburan ini. Ingin rasanya waktu itu segera datang. Sebagian orang yang ada di kantor kami telah mengetahui rencana ini.  Begitu juga bos yang satu yaitu Pak Farry Ashadi. Hari H yang ditunggu akhirnya tiba.      
Kita berdua belum menghadap ke bos besar yang satu lagi. Maka diputuskan untuk menghadap pukul 4 sore, itu waktu yang disepakati. Pukul empat lewat kita masih belum menghadap masih disibukkan dengan pekerjaan masing-masing. Telp berbunyi ada suara dari seberang sana ” tolong siapkan barang yang akan dikirim ke Bandung, maaf saya tadi lupa ga ngasih tahu dari pagi, kirim aja via travel kasih tahu sekalian no resinya”. 
“Bukannya dari tadi sekalian kan ada yang pulang ke Bandung (dalam hati sialan mendadak kaya gini).” Akhirnya selesai juga dengan cepat setelah memberi tugas ini itu. Langsung saja kita berdua menuju ruangan Direktur.
“Pak, kita berdua hari ini izin pergi.”
“Mau kemana?” Tiba - tiba ada yang masuk bos besar yang sudah mengetahui mau kemana kita pergi “Sawarna yah” “iya, yah pak? ” dengan wajah harap-harap cemas.
“sebentar-sebentar, duduk dulu disebelah saya ada yang harus diterangkan”
Akhirnya aku dan Cendy tertuju pada Mac yang dimana terdapat program-program yang akan diterangkan. Aku sudah cemas aja, masalahnya mejaku masih banyak data-data yang harus dirapihkan.
“Ya sudah, kalian pergi aja, harusnya sekarang rapat, hari senin nanti dilanjut lagi.”
” Terima kasih Pak”. Pamit berbarengan :)

Perlengkapan Jalan

 Akhirnya kami pun diantar menuju Lebak Bulus, biar ga terlalu muter-muter diantarnya ke tempat dimana bis Agra Mas lewat sebelum masuk tol. Menunggu seorang teman yang ikut bareng, dan yang ditunggu pun datang. “Lulu”. tangan itu berjabat dengan aku dan Cendy. 
Tak berapa lama Bis yang ditunggu pun tiba, alhamdulillah dapat tempat duduk. Tubuhku sandarkan, coba pejamkan mata walau sebentar dan berdoa dalam hati semoga selamat sampai tujuan, amiin. Seperti napak tilas ke Bogor ini tapi dulu berangkat dari arah Bandung. Langsung menuju tempat yang dijanjikan kita semua berkumpul di KFC dekat terminal Baranang Siang Bogor.
Ada beberapa orang yang sudah ada disana.
Senyum mengembang dan seperti pasword tiba-tiba kata - kata yang keluar dari mulut spontan “Sawarna” sambil menjabat erat tangan yang diajak bicara :) Cukup banyak yang sudah datang , tinggal beberapa aja yang belum. perut neeh ga bisa diajak kompromi secara siang cuma makan bakso.
 “Fit, makan yuk!’ kata Lulu. “hayuk, tapi jangan disini ”. KFC maksudnya hahaha kadang suka ga kuat dengan penyedapnya, sesekali makan juga seeh :)
“Ya sudah makan di dekat terminal aja”. abah menjawab. Aku, Cendy, abah, Lulu langsung menuju tempat makan. Tenda Biru, tempat kami makan cukup menggoda.

Street Food Bogor

Selesai makan kami menuju tempat yang tadi, tapi ditengah jalan berpapasan dengan rombongan kami yaitu menuju terminal Baranang siang. Asal tahu aja setiap ada orang yang membawa tas ransel pasti dicurigai mau ikut ;)) Masih menunggu beberapa teman lagi yang belum datang.

Bersambung….