Angin semilir menerpa tubuhku, dan itu
kurasakan diseluruh tubuh ini. Ya akupun tertidur sebentar dan terbangun
setelah merasa tubuh ini kedinginan di mana pintu itu terbuka lebar
semalaman. Sesaat mata ini mencari posisi enak siapa tahu bisa
melanjutkan tidur lagi. Waktu saat itu menunjukan pukul 3.30 menjelang
shubuh. Aku langsung menuju tempat dimana dipojokan hanya ada seorang
diri, owh rupanya Tata yang ada di sana sendirian. Tanpa komando kaki
pun melangkah dan berharap bisa terlelap biar pun sebentar untuk kedua
kalinya.
Yang ada bukannya terlelap, memejamkan
mata pun susah. Tiba-tiba Ambar datang dan tidur tepat disebelahku,
sepertinya dia belum tidur juga dari tadi, ya sudah dari pada aku ga bisa
tidur, kuputuskan untuk menuju kursi aja siapa tahu bisa tidur disana.
Eh, ternyata posisi dikursipun tidak bisa membuatku tidur, ya sudah
keluar pintu sebentar untuk melihat suasana jalanan menjelang shubuh
sambil menghirup udara segar.
Suasana Subuh di Sukabumi |
Jalanan masih sepi saat itu, tak ada mobil
satu pun begitu juga orang-orang yang lalu lalang. Satu persatu
teman-teman mulai terbangun dari tidurnya. Sebagian sudah bersiap-siap
untuk sholat shubuh berjamaah. Aku sendiri lagi terbebas dari waktu
sholat saat itu, eh terbebas…maafkan aku Tuhan, sujud syukur
dipersembahkan hanya padaMu.
“Aduh sudah ga kuat neeh pingin ke kamar mandi, pingin pepsi alias pipis :) , selanjutnya bagian siapa yang antri? ” tanyaku pada Farida.
“Di dalam ada Dita Bandung, tinggal nunggu satu lagi Esthy”.
“0wh, ga apa-apa bentar lagi kalau begitu.”
Aku pun ga enak diam jalan-jalan sana
sini, duduk di kursi panjang sambil tertidur berharap lagi siapa tahu
bisa terlelap. Dan akhirnya tiba juga giliranku untuk bersih-bersih.
Ugh! segar sekali rasanya saat air
menyiram seluruh tubuhku. Ingin rasanya berlama-lama di kamar mandi tapi
apa daya orang yang diluar masih setia menunggu. Yang terpenting hanya
satu akhirnya aku bisa mandi juga :)
Sepertinya sebagian sudah pergi keluar. Aku pun memutuskan untuk mencari sarapan pagi.
“Dit, makanan apa yang biasa dijual pagi-pagi di sini.”
“Bubur ada, ketoprak juga ada, dekat ko lokasinya dari sini”.
“Yup, bubur aja! ga mungkin ketoprak terus yang dimakan, Hihihi!’
Aku pun akhirnya pergi berempat, bareng Iwan, Agung dan Zaki. Tidak lupa mengajak teman yang lain.
“Cen, lo mau ikut ga sarapan?
“ngga ah, ga biasa sarapan pagi.”
Memang sebagian tidak biasa untuk sarapan pagi, termasuk aku, dulu :)
Tidak jauh dari lokasi Dita sudah kelihatan orang berkerumun di tempat itu. Woaw rupanya banyak peminatnya.
“Enak neeh sepertinya, patut di coba”
Aku lihat ada Bobby, Huda, Lulu, dan lain-lain yang ada tapi rupanya mereka sudah selesai, akhirnya kita pun bergantian tempat.
Semangkuk bubur dan pastel rasanya cukup
untuk mengganjal perut dipagi ini, tapi buburnya tak seciamik yang di
Pecinan lama Bandung. Tiba-tiba teringat seseorang *wing :)
Terus melanjutkan perjalanan maksud hati
ingin melihat pantai, tapi waktu tidak akan mencukupi. Kaki melangkah
menuju pelelangan ikan di Palabuhan Ratu.
Ketika di sana aku bertanya- tanya tentang
rumput laut kering yang dijual, ingat pesanan mama, sebelum mau pergi
kasih kabar dulu ke Bandung :)
Sayang sungguh sayang yang berjualan rumput laut kering adanya di
Jampang, hmmm jauh sekali secara daerah itu tidak akan terlewati dalam
perjalanan ini.
Hanya sebentar di tempat itu tadinya ingin
menghadiri yang lagi bertransaksi di tempat pelelangan ikan, kami
berempat memutuskan untuk segera menuju lokasi tempat Dita.
Benar saja tiba-tiba telp berdering.
“Fit, lo di mana? kami siap-siap sudah mau berangkat.”
“Aku dah di depan teras rumah Dita.”
Kumpul dulu sebentar, absen satu-satu dan langsung cabut menuju terminal Pelabuhan Ratu.
Foto by Boby |
Foto by Lulu |
Asal tahu aja kita naik satu elf yang isinya ada 23 orang Hihihi!
Ugh! untungnya ada sebagian dari kita yang
naik diatas jadi kondisi di dalam tidak terlalu sesak. Ingin rasanya
menghirup udara segar di luar, dengan naik di atas elf, eh … :)
Perjalanan ini dinikmati sekali oleh semua
apa pun keadaannya. Siang ini matahari cukup terik menyapa hawa
panasnya. Sepanjang jalan tidak ada yang tak ternikmati. Subhanallah
sepanjang perjalanan banyak hal yang begitu indah untuk dilupakan.
Tiba-tiba ada razia di depan, tak
ketinggalan mobil kita pun di suruh berhenti oleh seorang polisi,
seperti biasa surat-surat dan kelengkapan lainnya. Dan teman-teman yang
ada di atas elf suruh turun dan masuk ke dalam mobil semua, tidak boleh
ada satu pun yang di atas.
Entah apa kesalahan lain lagi, sopir yang
mengemudikan segera turun dan merapat ke polisi yang tadi. Owh, rupanya
sopir itu memberi buat makan siang polisi, eh makan siang, Hahaha!
pantaskah dikasih oleh seorang sopir :) entahlah, suka eneg kalau lihat
pemandangan yang seprtu itu.
Kemudian kita melanjutkan perjalanan, dan tak lupa meminta Bapak sopir untuk berhenti sebentar di Pantai karang Hawu.
Sudah puas bernarsis ria, kita pun
melanjutkan perjalanan. Tidak terasa kelelahan saat di perjalanan
setelah kemudian kita sampai juga d SAWARNA.
Salam Backpacker Indonesia n_n
*Bersambung….
Searah jarum jam : Fitri, Agung, Iwan, Zaki |