Saat Dialog Interaktif
Jakarta, Selasa kemarin tanggal 25 Maret 2014
gedung Smesco dari mulai lapangan parkir sudah terlihat orang
berbondong-bondong menggunakan kaos yang seragam berwarna biru telor asin.
Terlihat siswa-siswa tingkat SLTP dan SLTA dari berbagai sekolah di Jakarta telah
mengahadiri acara yang akan berlangsung hari itu.
Gedung
Smesco yang terletak di jalan Gatot Subroto, Pancoran Jakarta selatan ini
setelah masuk menuju lantai 2 beberapa orang bahkan ratusan telah hadir
diruangan Convension Hall. Beberapa teman dari Blogger reporter Indonesia pun
terlihat di sana. Suara riuh dan ramai sebelum acara dimulai dari lantai 1 dan
lantai 2 seolah ikut menanti acara yang
akan segera dimulai.
Spanduk-spanduk
pun bertebaran yang bertujuan untuk mengajak siapa pun yang hadir di acara ini
untuk menghindari bahaya dari “NARKOBA” itu sendiri.
Salah
satu tulisan dari spanduk tersebut “Raih Masa Depanmu Gemilang Tanpa Narkoba”.
Pukul
09:00 WIB acara belum juga dimulai.
Setelah beberapa undangan telah memenuhi kursi yang ada akhirnya acarapun
dimulai, pembukaan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, dan dilanjutkan
dengan sambutan perwakilan dari Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu
(SIKIB).
Pesan
yang disampaikan dalam sambutannya, bahwa generasi muda adalah kelompok yang
menentukan penerus Bangsa, oleh karena itu generasi muda harus menjadi kuat
dalam membentengi diri dari pengaruh-pengaruh negatif, khususnya Narkoba.
“Untuk
para pelajar dan mahasiswa, selamatkan masa depan bangsa, kalian semua masa
depan bangsa.”
“NARKOBA,
NO! “
“PRESTASI,
YES!”
Itulah
kata penutup yang diakhiri dengan yel-yel yang diikuti oleh undangan yang
hadir.
Gedung
Convention Hall penuh oleh undangan begitu pula di sekeliling balkon.
Hadir
dalam acara tersebut bukan hanya dari anak-anak sekolah, terlihat para pejabat
ikut hadir di kursi deretan utama antara lain, Ibu Linda Sari Gumelar (Menteri
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak), Bapak Komisaris Jenderal Polisi DR.
Anang Iskandar (Kepala BNN), Bapak Basuki Yusuf Iskandar (Kepala Badan Peneliti
SDM Kementrian kominfo), dan para anggota Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu
(SIKIB) juga telihat Ibu Dewi Motik Pramono ikut hadi di sini.
Bapak
Anang Iskandar selaku ketua BNN tak lupa memberikan sambutannya.
Kita
selaku masyarakat umumnya dan keluarga khususnya setidaknya harus mengetahui
pemahaman tentang penyalahgunaan dari narkoba itu sendiri. Dengan banyaknya
pelajar atau pun mahasiswa yang menggunakan narkoba dari awalnya sekedar
coba-coba hal ini tentu saja sangat beresiko terhadap hidup mereka, gangguan
mental, putus sekolah dan semua pun akan berakhir dengan kegagalan dalam
menyelesaikan akhir sekolah.
Narkoba
bukan hanya menjadi tanggungan diri sendiri tapi juga berpengaruh ke orang
lain, bangsa dan negara. Cegahlah diri sendiri dan keluarga kita dari jeratan
narkoba. Kalau sudah terlanjur dalam menggunakan barang-barang ilegal ini hanya
satu kalimat yang dilontarkan oleh Bapak Anang Iskandar “Selamatkan diri
sendiri dulu sebelum menyelamatkan orang lain.”
Dalam
salah satu sambutannya pun Pak Anang mengatakan “ Pengguna narkoba harus
diselamatkan karena sesungguhnya mereka mengidap penyakit.”
Para pengguna
narkoba sendiri tentu saja selalu menjadi permasalahan kompleks bila dilihat
dari sisi Hukum yang perlu ditangani secara seimbang.
Lagi-lagi
dengan cara rehabilitasi menjadi pilihan utama untuk orang yang terlanjur
menjadi pengguna.
“Menyelamatankan
pengguna narkoba adalah semangat membangun masyarakat kembali” ucap Bapak Anang
Iskandar.
Sambutan-sambutanpun
telah selesai acara dilanjutkan kembali dengan dialog interaktif yang diliput
oleh Televisi Republik Indonesia (TVRI). Sebagai moderator dalam acara dialog
interaktif saat itu adalah Anya Dwinov
dan menghadirkan 3 nara sumber yaitu ; Ibu Linda Sari Agum Gumelar, Bapak
Komjen Pol Anang Iskandar dan Bapak Basuki Yusuf Iskandar.
Dengan
adanya data pengguna narkoba lebih dari 4 juta jiwa, maka Tahun 2014 dijadikan
sebagai tahun penyelamatan pengguna narkoba. Undang-undangnya sendiri telah
dikeluarkan dari Tahun 1976, tahun 1997 dan tahun 2009 mengenai pemulihan bagi
pengguna sendiri. Pada kenyataannya dari Tahun 1976 sampai Tahun 2009 tidak
pernah diputuskan rehabilitasi. Ketua BNN Bapak Anang Iskandar dalam dialognya,
BNN sendiri ingin mendorong kepada penegak hukum, mengenai kasus para pengguna
narkoba hasil akhir putusan bermuara di Rehabilitasi. Ini bisa dilihat dari
trend dunia saat ini dimana pengguna narkoba ini tidak masuk penjara melainkan
di rehabilitasi.
Mereka
para pemakai narkoba harus melakukan
pemulihan dengan cara direhabilitasi.
Ibu
Linda sendiri menilai setelah melihat kasus-kasus yang ada kebanyakan pengguna
narkoba dimulai dari usia sekolah. Ini bisa menyebakan apabila tidak ada
penanganan cepat akan menginjak ke masa-masa selanjutnya dalam hidup pengguna
tersebut.
Tentu
saja kunci utama adalah tetap keluarga, disini keluarga menjadi peranan penting
dalam komunikasi antara satu dengan yang lainnya.
Saat
sudah ada pengaruh yang kuat dari keluarga, setidaknya anak bisa terbentengi
untuk menghadapi masalah narkoba ini.
Kita
bisa melihat betapa banyak perempuan Indonesia yang dimanfaatkan jadi kurir
narkoba. Sebagai menteri pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, Linda
Gumelar mengatakan betapa pentingnya upaya pemberdayaan perempuan, agar
pengetahuan bertambah dan berwawasan luas.
Mereka
para wanita yang dimanfaatkan menjadi kurir narkoba, karena ketidaktahuannya
atau mereka ingin mendapatkan sesuatu secara instant. Di sini kaum perempuanpun
disinggung untuk bersikap lebih tidak konsumtif.
Diaog
Interaktif pun semakin menghangat saat dari para hadirin diperkenankan untuk
mengajukan pertanyaan secara langsung.
Ibu
Linda memberikan tips agar terhindar dari pengaruh lingkungan yang buruk dengan
cara pendekatan keluarga, ikut organisasi kemasyarakatan dan
organisasi-organisasi yang bisa membetengi kita dari pengaruh buruk narkoba.
Bapak
Yusuf Basuki Iskandar dari Kemeninfo, dengan makin majunya tekhnologi dan
mudahnya mengakses internet dalam kehidupan sehari-hari kita berhadapan dengan
dua dunia; dunia konvensional dan dunia maya (internet).
Kemungkinan-kemungkinan
bisa terjadi para pengedar narkoba menjerat mangsanya lewat dunia maya, selain
aksesnya mudah dan murah, bisa jadi mereka bisa menghilangkan identitas
dirinya.
Dalam
hal ini pun BNN telah bekerja sama dengan Kemeninfo dalam masalah internet dan
sosial kontrol. Dialogpun berakhir, akhir dari semua acara yang merupakan puncak
dari kegiatan semua, terakhir mempersembahkan Teater Tanah Airku dengan
menampilkan drama musikal yang bertemakan Anti penyalahgunaan narkoba.
Mari kita
dukung terus BNN dan Indonesia bergegas dalam memberantas narkoba ini.
Jadikan
Tahun 2015 Indonesia bebas narkoba. []FR
Salam
Damai Tanpa Narkoba!
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar