Senin, 27 Januari 2020

Kopi Dewa Meracik Sesuka Hati

Kopi Dewa meracik sesuka hati. Pernahkah bertanya pada orang lain atau diri sendiri, sejak kapan mulai menyukai kopi? Jangan jauh-jauh dulu ke orang lain ya, kita tanya diri sendiri saja. Kalau diingat-ingat saat kecil waktu tinggal bersama almarhumah emak dulu sejak SD (Sekolah Dasar) sempat ngumpet-ngumpet sih kalau mau minum kopi. Jaman dulu kalau anak kecil minum kopi suka dilarang "jangan minum kopi nanti bodoh". Duh itu mitos apa bener sih ga terbukti soalnya. Secara kalau ada anak kecil/bayi  yang suka kejang-kejang (step) orangtua dulu suka memberi sesendok air kopi. Entahlah jadi mana yang bener.

Mengingat masa lalu demi kopi biasanya langsung pergi ke warung beli kopi yang dicampur gula dengan dibungkus seperti kacang rebus. Kopi tersebut kalau ga sempat di seduh ya di colek-colek pake tangan dimakan gitu saja. Rasanya jangan ditanya, tentu saja enak, soalnya beberapa kali kalau jajan ke warung membeli kopi ons-an.
Lama kelamaan hobi ngopi pun ilang bahkan lupa, hinggal akhirnya menginjak dunia kerja hobi lama yang terlupakan dinikmati kembali.

Menikmati secangkir kopi kini menjadi rutinitas, mungkin yang tak biasa dikalangan teman-teman saat itu karena kopi yang dinikmati tanpa gula sama sekali. Tempat-tempat ngopi di Jakarta pun didatangi, baik sengaja maupun tidak, ya hanya sekedar bertemu teman-teman.
Tak ada waktu untuk pergi ke luar bukan menjadi halangan untuk tidak ngopi pahit, di kantor atau di kosan pun jadi. Menikmati kopi saat itu tidak macam-macam, hanya seduh aduk lalu meminumnya.
10 tahun di Jakarta entah berapa cangkir kopi yang terserap oleh tubuh ini. Entahlah saat di Jakarta migrain selalu melanda, daripada pergi ke dokter lebih baik minum kopi tanpa gula dan ternyata aman-aman saja.
Kekhawatiran pun timbul dalam diri ini. Saat ada kesempatan dengan salah seorang dokter yang ada di Jakarta pertanyaan pun akhirnya terlontar.
" kang dokter sebenarnya berapa cangkir sehari maksimal untuk ngopi?"

" 5 cangkir sesuai takaran."

" ok, baiklah."

Alhamdulillah sih kala itu dengan ngopi kaya ada amunisi masuk ke tubuh dan bikin penuh semangat kerja. Secara kerja gue di Jakarta kadang tak kenal waktu, pulang semau gue tapi malam hahaha.

Balik Bandung, kebiasaan ngopi mulai dikurangi. Ya paling nemenin suami atau buatkan kopi untuknya.
Sesekali masihlah kumpul sama teman untuk ngopi di luar. Secangkir kopi yang ada kini tidak itu-itu saja, makin banyak variant dan sangat disukai oleh kalangan anak-anak muda milenial.


Kopi Dewa Meracik Sesuka Hati

Kalau ditanya ngopi gimana? Jawabnya singkat yak gitu-gitu aja, kecuali kita pernah ngikutin cupping kopi pasti nikmatin kopinya ga akan seperti biasa.

Jenis kopi ada Robusta dan Arabika tinggal kita memilih mana yang paling disuka.
Pernah berkunjung ke sodara yang ada di Panghegar, disuguhin secangkir kopi dengan menggunakan kopi manglayang dan gula aren ditambah es batu, sungguh nikmatnya saat diminum siang hari.
Ternyata di luaran sana banyak banget kopi seperti itu bisa dibeli online maupun datang ke kedai.
Hingga suatu saat diajaklah oleh teman, dia terbiasa ngopi juga. Beberapa kali hadir dalam acara yang sama terlihat selalu menikmati secangkir kopi.
Hingga suatu hari (22/1-2020) menjelang sore meluncurlah berdua dengan c neng ke daerah Margacinta Bandung.
Deretan ruko berjajar kiri kanan, dari gerbang masuk kompleks ternyata semakin ke belakang semakin kecil nomor di ruko tersebut. Terlihat meja yang telah diisi oleh beberapa pengunjung. Ada yang berbeda saat masuk terlihat alat penyeduh kopi berjejer di rak depan begitu pula alat roasting ada di meja. Layaknya sebuah lab, biji kopi mengisi toples-toples di meja Bar depan dekat kasir, para pengunjung pun tinggal memilih sesuai selera kopi apa yang akan dinikmati, baik diseduh oleh barista atau kita sendiri.

Pegawai dan pemilik kopi sama-sama ramah dan tak pelit ilmu saat ngobrol tentang dunia perkopian. Saat itu pengen nyobain neeh program seduh gocengnya ala kopi dewa. Memilih biji kopi utuh yang ada di toples dan pilihan jatuh pada lemon tart.

Diajak ke belakang meja bar, terdapat 2 buah alat grinder kopi. Dengan memutar angka menuju nomor 4 kopi yang dihasilkan tidak terlalu lembut maupun kasar. Kopi yang digiling sudah sesuai takaran untuk segelas cukup menggunakan 15 gr kopi utuh.
Ditawari untuk menyeduh kopi dengan menggunakan alat yang ada di sana dan pilihan pun jatuh pada V60. Dengan menggunakan kertas saring kopi, yang sudah dilipat kemudian kopi yang telah digiling dimasukan semua lalu diseduh dengan air mendidih menggunakan teko leher angsa. Air seduhan pun bisa 85°C-100 °C . Seduhan air tidak semuanya langsung dituang ada tekhnik-tekhnik dari menit ke menitnya. Hahaha dan saat itu pasti aja selalu lebih sedikit *baca baru belajar. Oh iya jadi inget dulu saat kerja di Kemang masuk neeh keruangan direksi Pak Biman namanya, pernah neeh nebeng minta kopi dengan menggunakan alat V60 ini tapi ya karena ga tau tekhniknya maen seduh-seduh aja tanpa diwaktu. Selesai minum deh.
Untungnya di kopi Dewa pegawainya dengan sabar memandu saat itu.


Yang di nikmati ini adalah "Program Seduh Goceng" . Program yang diadakan kopi Dewa ini asalnya direncanakan hanya sebulan lho kini sudah hampir 3 bulan karena permintaan dari pengunjung maka program ini diteruskan.
Restu, sang pemilik tidak hanya melakukan program seduh goceng dan sangrai ceban, membuka juga kelas-kelas untuk cupping kopi dan lain-lain baik dilakukan di kedainya maupun di luar.

Unik juga neeh program seduh goceng. Dimana para pengunjung diajak untuk ; seduh sendiri, minum rame-rame, posting Ig, bereskan sendiri dan bersihkan sendiri.
Kalau yang biasa beres-beres yak tak masalahkan. Neeh seperti c Neng aja saat itu dia ikut ngopi bersihinnya ga mau dibatuin lho, dia juga cuci sendiri.


Tadaaaa, secangkir kopi dengan seduhan sendiri akhirnya siap dinikmati.


Sebelum diminum aroma kopinya dihirup dulu kemudian di dalam rongga mulut seperti dikumur-kumur dan ditelan sedikit demi sedikit, kopi pun terasa ada pahit, asam dan manisnya padahal tanpa gula lho.

Coffeelatte IDR 22K


Kopi dewa meracik sesuka hati. Bener-bener memanjakan para pengunjung. Eits jangan salah saat berkunjung ke kopi Dewa ada juga lho pemilik kedai kopi di daerah Pasirluyu (dekat rumah coy!) ada di sini. Dan apalah gue yang hanya penikmat kopi beruntung sekali berarti ada di sana hahaha.
Para pecinta black coffe cocok neeh bereksperimen di sana. Ada juga jenis-jenis kopi yang ada di Indonesia di jual di sana dan sudah dikemas dengan berbagai ukuram lengkap dengan cara penyeduhannya.


Berbagai minuman pun ada bagi Anda yang tak suka kopi tersedia seperti, taro, redvevet, cokelat, dan teh. Oh iya saat itu tak lupa juga nyobain teh hijau. Ada berbagai macam teh di sana, yakni teh hijau, teh oolong dan white tea.

Salah satu yang disukai anak-anak ya minuman taro. Sebenarnya c neng pun suka kopi, tapi saat itu pilihannya mau taro. Akhirnya dinikmatilah segelas taro ala Kopi Dewa yang dibandrol dengan harga IDR 22K



Neeh anak tidak hanya itu saja, teh pun diicipnya dan dicampur dengan kopi sisa yang ada di gelas. Campur-campur minuman gegara lihatin baristanya kali ya dalam meracik, ada-ada saja. Betah neeh ada di kopi Dewa dan ga rewel juga tapi ya gitu ga mau diem dan tetap mamaknya harus memperhatikan. Suasana Bandung kala itu selepas hujan deras di siang hari dan sorepun masih gerimis-gerimis mengundang. Iya mengundang badan untuk menikmati minuman yang hangat-hangat dan tentunya cocok dengan segelas kopi panas untuk dinikmati. Kamipun sangat menikmati suasana saat itu dan juga minuman yang disedikan oleh kopi Dewa. Tak lupa saat pulang membawa es kopi Zeus yang dipatok dengan harga IDR 22K pas banget kopinya terasa dan manisnya pas.

Es kopi Zeus



Program seduh goceng dan sangrai ceban masih berjalan lho sampai sekarang, jadi yang penasaran bisa datang langsung yak ke sana![]FR


Kopi Dewa
Komplek Bahagia Permai, Margacinta.
Jl. Bahagia Permai Raya No.2 Margasari, Buahbatu Bandung.

Buka Selasa - Minggu 
- Pukul 14.00 - 21.00






16 komentar:

  1. Saya malah kabita minuman taro nya, nampak enak 😁😁
    Eniwei
    Pingin juga belajar nyeduh kopi.
    Sugan punya cafe 😊😊😊

    BalasHapus
  2. Ini mah Deket rumah..
    Btw kupernah ngeracik sndiri bikin kopi, kudu penuh dengan perasaan biar hasilnya enak ceunah.hihii..
    Angger yaa, kopi item pahit tanpa gula .

    BalasHapus
  3. Wah kopi apapun buat saya mulai beberapa bulan belakang menjadi candu, dari sekian berapa tahun saya berhenti ngopi, akhirnya kembali lagi..

    BalasHapus
  4. Saya kurang suka kopi mungkin karena dulu ortu juga bukan peminum kopi. Dulu pernah coba sekali tapi dada rasanya berdebar-debar dan semalam g bisa tidur. Makanya lebih pilih coklat panas daripada kopi, tapi kalau lihat orang ngopi kayaknya enak gitu

    BalasHapus
  5. waaa aku belum pernah nih teh nyobain main ke coffee shop ini, padahal ada di daerah buah batu ya, kapan kapan mau cobain juga ah hehehe

    BalasHapus
  6. Konsepnya unik juga ya teh. Ini cocok banget utk pecinta kopi yg pait ��
    Next time mau cobain ahh ��

    BalasHapus
  7. Pengen nyobain yang seduh goceng, unik konsepnya... Kalau ke Buah Batu mampir ah

    BalasHapus
  8. Ngeracik kopi sendiri itu kayak gimana ya rasanya? Aku kepo hihihi yang udah-udah paling ngatur komposisi kopi dan gula atau creamer. Kalau mulai dari menghaluskan pake grinder itu belum euy

    BalasHapus
  9. Wow kopinya ngeracik sendiri ya teh. Seru pisan. Sayang euy aku nggak begitu suka ngopi, tapi kalau cium aromanya mah suka banget. Hehe.

    BalasHapus
  10. Salah satu kenikmatan minum kopi racik sendiru dan hasilnya oke punya. Pas di lidah, di hati, di kantong. Seruput sedikit demu sedikit. Aaah asyek apalagi bareng temen. Luoa deh segalanya. Aku pernah liatin demi kopi dewa dan nyicipin untuk pertama kalinya . Luar biasa

    BalasHapus
  11. Bagi sebagian orang menyeduh kopi bisa membuat badan menjadi semakin relaks. Program seduh goceng dan sangrai ceban pastinya bisa menjadi daya tarik sendiri bagi penikmati kopi.

    BalasHapus
  12. Wah, salam untuk Kang Dewa ya. sudah lama nggak mampir ke Kopi Dewa. Enak ya sekarang bisa seduh sendiri.

    BalasHapus
  13. Sebagai penikmat kopi, sepertinya harus coba kesana ya teh supaya bisa seduh sendiri :)

    BalasHapus
  14. Kopi memang nikmat. Apalagi kalo menakar lalu meraciknya sendiri. Pas minum, rasanya damai. dramatis banget ya,teh. Hahaha...

    BalasHapus
  15. Kopi memang nikmat.Apalagi kalo menakar meraciknya, lalu menyeduhnya sendiri. Pas menyesapnya, hati damai banget. hehehe..

    BalasHapus
  16. Wah wajib dikunjungi para pecinta kopi nih..unik ya..bs meracik sendiri..

    BalasHapus