Sumber Foto : BNN |
Semenjak
sering menuliskan beberapa penggal kisah tentang Narkoba, dan itu dibuat bukan
tanpa alasan, disini makin menyadari ternyata ada hal yang menjadikan seperti
sebuah dorongan yang menjadi keharusan untuk selalu dituangkan lewat tulisan dan jangan sampai ada lagi saudara-saudara saya, Anda atau yang lainnya
menjadi korban dari penyalahgunaan penggunaaan narkoba.
Sore
hari saat di sebuah kantor kawasan Jakarta Selatan masih di bulan April 2014,
dimana seorang Bapak yang menjabat sebagai direktur sebuah perusahaan swasta
berjanji akan menceritakan sebuah kisah tentang penyalahgunaan narkoba. Yang
semuanya berawal dari penyalahgunaan narkoba jadi berakibat fatal dalam
kehidupan berikutnya. Semua akhirnya terkondisikan dalam waktu yang tepat, saat
saya berbicara kembali dengan Bapak itu.
“Sore
Pak”
Dengan membawa sebuah minuman di cangkir
berisi air teh hangat tentu saja bukan untuk siapa-siapa tapi untuk saya
sendiri.
“Iya,
ada apa Fit?”
“Gimana
soal cerita yang tentang pengguna Narkobanya?”
“Owh,
masih ya mau menuliskan, kirain sudah lewat gak akan dibahas lagi.”
“Masih
Pak, soalnya saya juga kemarin-kemarin baru saja ikutan lagi Forum Grup
Discusion (FGD) yang kedua bertempat di
Gedung Pusat Badan Narkotika Nasional.”
“Bukan
apa-apa Pak, demi membantu program BNN
dalam gerakan anti narkoba juga dalam rangka usaha Pencegahan, Pemberantasan,
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) ini.”
Bapak
itu masih berada di depan laptopnya, terlihat pikirannya melayang jauh
mengingat-ngingat kejadian demi kejadian.
Beliau
mulai menceritakan satu persatu dari runtutan sebuah peristiwa yang telah
dialami oleh seorang temannya.
Saat
cerita dimulai ada beberapa pertanyaan yang saya ajukan dan semua pun terangkum
dalam sebuah kisah.
Seorang
anak laki-laki yang sejak Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dari awalnya
sudah bandel, merokok, dan main perempuan (menyukai banyak perempuan). Terlahir
dari keluarga Militer, semua keluarganya baik-baik saja dan taat juga dalam
beribadah malahan diantara kakaknya ada juga yang menjadi pemuka Agama.
Dasarnya
memang sudah bandel, sebaik apapun yang diberikan pengajaran dan
pendidikan dari orangtuanya, seperti
sesuatu yang masuk kuping kiri dan keluar kuping kanan, numpang lewat seolah
tidak ada yang mempan. Dia, sebut saja namanya AB tinggal disalah satu kompleks
Militer disekitar Jakarta.
Kebiasaan
merokok ternyata membawa pengaruh buruk
untuk menjadi seseorang yang coba-coba beralih dengan menggunakan ganja.Kebiasaan
itu terus dilakukan saat masih menginjak bangku Sekolah Menengah Pertama.
Untungnya Sekolah pun dapat dilalui dan
akhirnya bisa terselesaikan sampai masuk kesebuah jenjang perkuliahan. Dalam
pergaulan banyak juga teman-temannya karena memang anaknya sangat gaul dan
mudah berinteraksi dengan siapapun.
Saat
kuliah pun AB sudah menjadi pemakai setia ganja, bahkan mungkin sudah menjadi
sebuah candu dalam kesehariannya. Pergaulan yang semakin luas, kemungkinan bukan
hanya di satu kampus dalam menjalani pertemanan, di luar kampus pun
teman-temannya semakin banyak. Dengan gaya hidup yang dijalaninnya di sekolah dan diluar sekolah, ternyata banyak
teman yang mendekatinya. Orangnya mudah bergaul dengan siapapun sehingga
semakin hari semakin banyak teman-temannya. Hal ini mungkin dijadikan salah
satu jalan untuk memanfaatkan
teman-temannya dalam menjalankan bisnis gelapnya sebagai pengedar barang-barang
ilegal. Lama-kelamaan yang semula berawal
dirinya hanya seorang pemakai, kini terus meningkat menjadi seorang bandar dari narkoba itu sendiri. Tentu
ini makin menjadikan dia menambah dan
mambuka pertemanan lagi karena untuk memasarkan barang dalam jaringan edaran
perdagangan yang lebih luas lagi.
Barang
–barang ilegal itu semua diambil dari seorang bandar. Saking banyaknya pesanan
dan pasarnya yang luas lama kelamaan posisi yang semula jadi bandar kecil
dengan mengambil kebandar besar ternyata jadi kebalik,si bandar besarnya jadi
kalah saing sama dia dan akhirnya malah yang bandar besar yang pesan barang ke
AB. Selanjutnya pangsa pasar AB semakin
besar, yang dulunya dia ngebandar ke orang kini bandar-bandar tersebut
mengambil barang terus dan terus ke AB.
Kehidupannya
setiap hari seolah-olah sedang menikmati surga dunia yang ada, semua bisa
terpenuhi dengan mudah.
Entahlah,
suatu waktu akhirnya mengalami apes juga, dan ini adalah sebuah jebakan. Tak
disebutkan ini jebakan siapa untuk siapa, dari perbincangan saya dan bapak itu
hanya bisa diambil kesimpulan “hanya sebuah jebakan”.
Hari
apes itu pun datang kurang lebih sekitar tahun 1990-an dengan membawa pesanan
barang dengan tujuan untuk dikirim ke Semarang, AB berhasil ditangkap di
Semarang dengan barang bukti ganja seberat 21 KG. Semua sesuai prosedural dan
harus menjalani aturan hukum-hukum yang berlaku. AB pun harus mengikuti
persidangan dengan tuduhan atas barang bukti yang ada.
AB
akhirnya mendapatkan vonis penjara. Semua mau tidak mau harus dijalani akibat
ulah yang diperbuatnya. Saat mendekam di penjara, AB diminta bantuan oleh para
polisi. AB seperti menjadi sebuah intel untuk Polisi saat itu. Dia dimintai
keterangan bandar-bandar besar mana aja yang selama ini telah memasok dirinya
dan para aparat keamanan negara pun langsung saja melakukan pengerebekan secara
besar-besaran terhadap markas bandar-bandar besar narkoba ini. Salah satu
penggerebekan membuahkan hasil dengan tertangkapnya bandar besar juga, dan ternyata ini membawa efek yang
kurang baik bagi AB, karena bandar besar tersebut telah mengetahui siapa yang
telah membocorkan rahasia dia. AB seperti ketakutan dan seperti mendapatkan
ancaman.
Setelah
bebas dari tahanan, AB tidak langsung berhenti menggunakan ganja yang telah
menjadi candu bagi hidupnya itu. Hari-harinya kini dia nikmati dengan menghisap
bukan hanya ganja lagi tapi sekarang beralih ke shabu-shabu. Terus dan terus
hal itu dia lakukan, nyabu lagi dan nyabu lagi.
Sampai
akhirnya AB hari-harinya seperti dilanda phobia, ketakutan-ketakutan sering dia
alami tanpa alasan yang jelas, setiap ada orang yang mendekatinya seolah-olah
seperti akan membunuh dirinya atau sebagai musuh dan menjadi ancaman besar
dalam hidupnya. Bukan tanpa rehabilitasi, semua itu pernah dijalankannya juga.
Paranoid
kini yang dialami AB, sampai akhirnya entah mulainya kapan, tiba-tiba suatu
malam saat dialagi sholat keringat dingin membanjiri tubuhnya, rasa takut itu
datang lagi dan lagi sampai akhirnya di titik puncak penghabisan sampai dia
pasrah minta tolong kepada Tuhan, di sini jalan terang itu dimulai.
Hidupnya
yang menjadi seorang mualaf, dan hari-harinya AB jalankan sesuai dengan ajaran
agama yang dia anut sekarang. Hari-harinya jauh menjadi lebih baik dan hidup
berkeluarga dengan normal tanpa dihantui oleh rasa was-was lagi yang ada. Semua
sedikit-sedkit kebiasaan lamanya yang buruk-buruk mulai dia tinggalkan.
Langkah
ke depan masih panjang dan masih bisa untuk melakukan apa yang sewajarnya yang
harus dilalui dalam hidup.
“Bohong
kalau shabu-shabu itu enak dan kata siapa nyabu itu enak.”
Kata-kata
ini sampai diulang dua kali, oleh seorang bapak yang ada di depanku sehingga
membuyarkan lamunanku tentang cerita seorang kawannnya.
Ternyata
masih ada jalan Tuhan disaat semua “titik hitam” yang ada bisa menjadikan
“titik balik” dalam melangkah lagi ke depan.
Semua
dalam penggunaan narkoba baik ganja maupun shabu-shabu mempunyai dampak yang
tidak menguntungkan terutama buat tubuh kita sendiri.
Kita
bisa lihat dari dampak penggunaan ganjanya sendiri :
-
Menjadikan
hidup kita motivasinya rendah dan susah dikendalikan
-
Depresi
dan paranoid
-
Gangguan
persepsi dan berfikir
-
Gangguan
keseimbangan tubuh
-
Sulit
untuk konsentrasi
-
Apa
yang kita lakukan menjadi lambat
Gejalanya
pun bisa kita lihat dalam penggunaan ganja ini antara lain ; murung, tegang,
mudah marah dan mempunyai rasa cemas yang berlebihan.
Sedangkan
dampak dari penggunaan shabu-shabu sendiri :
-
Bisa
merusak organ tubuh, menyebabkan gangguan fungsi hati, ginjal dan urat syaraf.
-
Perilaku
menjadi abnormal dan mudah bingung
-
Berkhayal
dan berhalusinasi
-
Menjadikan
pemakainya mudah cemas dan marah
Gejalanya
dalam penggunaan shabu-shabupun bisa jelas terlihat ;
-
Timbul
rasa gelisah
-
Cemas,
depresi dan marah
-
Susah
tidur
-
Pernafasan
menjadi pendek
-
Menyebabkan
jantung berdebar
-
Hilang
nafsu makan.
Overdosis
dalam pemakaiannya akan menyebabkan kematian dengan pecahnya pembuluh darah di
otak.
Akhirnya
dari sebuah obrolan tentang pengalaman hidup seseorang, dalam setiap kejadian
selalu ada hikmahnya. Dalam gelap pasti selalu ada cahaya terang yang akan
menyinari.
Hidup
yang terus berjalan dan masih panjang yang harus dilalui semoga semua generasi
penerus bangsa saat ini dan kedepannya terbebas dari bahaya penyalahgunaan
narkoba.
Dalam
rangka partisipasi untuk Indonesia Bergegas, mari kita bantu BNN mewujudkan Tahun 2014 ini sebagai Tahun
Penyelamatan Bagi Pengguna Narkoba.
Pecandu
lebih baik di rehabilitasi daripada di penjara. [] FR
Salam
Damai, Indonesia Bebas Narkoba!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar